Asisten Administrasi Umum Pemkot Bontang Sarifah Nurul Hidayati yang juga Dewan Pengawas PDAM Tirta Taman Bontang turut menjelaskan alasan disesuaikannya tarif PDAM.
Nurul menyebut jika penyesuaian tarif ini akibat dari semakin naiknya biaya produksi air, sementara tarif air yang dijual ke masyarakat tidak berubah selama sepuluh tahun lamanya. “Biaya produksi air bisa mencapai sekitar Rp 5.200, sementara dijual ke masyarakat sekitar Rp 3.000,” kata Nurul, kemarin (7/5).
Biaya produksi air yang naik, lanjut Nurul disebabkan karena harga bahan baku yang turut naik, seperti zat-zat kimia untuk menjernihkan air dan menghilangkan kandungan berbahaya dalam air. Selain itu, listrik yang digunakan oleh PDAM Tirta Taman menggunakan tarif industri. Sedangkan listrik digunakan untuk mengangkat air tanah yang menjadi satu-satunya sumber air baku di Bontang. “Karena air tanah berbeda perlakuannya dengan air permukaan. Ada sumur yang memiliki kandungan cukup ekstrim, sehingga harus ditangani dengan perlakuan khusus,” jelasnya.
Tak hanya persoalan bahan baku dan listrik, namun Nurul menekankan, penyesuaian biaya air ini juga untuk menjaga sumber air baku. Nurul juga menyebut, jika penyesuaian tarif ini akan disesuaikan dengan pemakaian masing-masing pelanggan dan tidak disama ratakan.
Dia mencontohkan, apabila pemakaian selama sebulan rendah, maka akan dikenakan tarif yang rendah pula. “Tapi kalau pemakaiannya dalam sebulan lebih dari 10 meterkubik, ya dikenakan tarif sesuai yang diberlakukan,” ucapnya.
Selain itu, untuk pemakaian rumah tangga pun dibagi menjadi tiga kelompok, yakni tinggi, menengah, dan sederhana.
Jika saat kenaikan tarif air ini ditemukan kenaikan biaya yang dirasa ganjil, Nurul menyebut untuk langsung melaporkannya ke PDAM untuk dicek dan ditindak lanjuti.
Sebab, ada beberapa faktor yang membuat tagihan air seketika membengkak. “Ada yang meteran airnya mengalami kerusakan, pipanya ternyata bocor, atau satu rumah yang dibagi menjadi beberapa petak namun masih meteran tunggal,” katanya.
Terkait tuntutan masyarakat yang menginginkan dikembalikannya tarif air ke semula, Nurul menyebut segala aspirasi tersebut akan disampaikan ke kepala daerah. “Karena ini sudah keputusan bersama, tentu ini akan menjadi evaluasi,” ucapnya.
Nurul pun mengajak masyarakat Bontang di momen penyesuaian tarif ini, untuk sama-sama berbenah dan mengevaluasi pemakaian air bersama. Bagi masyarakat diharapkan makin efisien dalam menggunakan air, karena sumber air baku di Bontang satu-satunya masih berasal dari air tanah yang perlu dilestarikan. Sementara masyarakat diminta melaporkan ke PDAM jika terjadi hal-hal yang dirasa ganjil. “Kalau ada permasalahan bisa langsung disampaikan ke kami,” jelasnya. (zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post