Dunia sepak bola tanah air kembali tercoreng. Salah satu suporter Persija Haringga Sirla terenggut nyawanya setelah kedapatan menuju Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) untuk mendukung tim kesayangannya, Minggu (23/9) lalu. Padahal venue pertandingan merupakan markas dari sang rival. Tak ayal, ia menjadi bulan-bulanan pendukung tuan rumah. Lantas, perseturuan ini apakah menjalar hingga Bontang?
ADIEL KUNDHARA, Bontang
Sepak bola yang merupakan hiburan justru menjadi kuburan. Bagaimana tidak, fanatisme yang berlebihan justru membuat makna sportivitas pun pudar. Sudah 63 nyawa menjadi korban pertikaian antar suporter se-Indonesia. Khusus laga el-classico Indonesia antara Persib vs Persija, tujuh jiwa pun sudah menghadap Sang Mahakuasa.
Uniknya, rivalitas tersebut tak menjalar ke Bontang. Fajar selaku Wakil Ketua Viking Borneo Bontang, suporter Persib Bandung, mengatakan aksi kekerasan antar dua pendukung tersebut harus dihentikan. Salah satu bentuk konkritnya dengan tidak menggunakan identitas yang berbau rasis.
“Melarang siapa pun menggunakan atribut rasis. Karena ini (Bontang, Red.) kampung orang, perlu dijaga bersama-sama,” kata Fajar kepada Bontang Post saat ditemui di markas suporter yang identik dengan warna biru tersebut, Jumat (28/9) kemarin.
Ia pun menggaransi ketentraman di Kota Taman. Bahkan, jika ada suporter The Jakmania, suporter Persija, yang memakai identitas pun, tidak akan disenggol. Fajar lebih menekankan kepada anggotanya untuk memiliki sikap respek, dengan kultur mereka.
“Selama ini kami tidak pernah ada gesekan di Bontang,” ungkapnya.
Dikatakannya, kedua suporter ini kerap bertemu. Terakhir, saat Tim Nasional mejuarai Piala AFF U-16, The Jak dan Viking pun ikut menyambut bersama. Momen untuk islah pun sebelumnya sempat terjadi setelah tragedi yang menewaskan Rangga, suporter Persib, pada tahun 2012 silam. Namun belakangan memanas kembali lantaran terdapat video pemain Persija yang mengolok Viking.
“Kami pernah mencari markas Jak di Bontang, saat itu tidak ada, karena belum terbentuk. Baru diketahui tahun ini, pada saat situasi memanas kembali,” ujarnya.
Menurutnya, biarkan rivalitas ini tetap ada tetapi diisi dengan cara yang kreatif. Seperti nyanyian untuk mendukung tim pujaan hati maupun koreografi yang bukan berbau provokasi. Mengingat jika aksi kekerasan ini tetap berjalan, maka secara tidak langsung meracuni generasi mendatang dengan suasana kebencian.
“Kasihan generasi penerus karena tidak langsung mewarisi kekerasan pada mereka. Teman-teman yang tidak tahu ya mengertinya kebencian,” ucap pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang ini.
Viking Borneo Bontang pun mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Haringga Sirla. Ia berharap ini merupakan korban terakhir di pesepakbolaan tanah air. Terkait pelaku, Fajar mengatakan karena sudah mengarah tindakan kriminal, maka perlu mendapat hukuman seberat-beratnya. “Kami pun mengutuk perbuatan tersebut,” tuturnya.
Fajar pun meminta kepada warga Bontang untuk tidak men-judge Viking dengan adanya kasus ini. Ia berujar hukuman untuk Persib Bandung pun siap diterima, asalkan semua yang terlibat kasus serupa mendapat ganjaran setimpal.
Sementara itu Kepala Jakmania Outsider Kalimantan Timur (JOKT) Vikri sepakat dengan perdamaian yang tercipta di antara dua kubu suporter tersebut. Ia pun mengatakan di Bontang tidak pernah terjadi gesekan. Intinya antara Jakmania dan Viking tidak melakukan hujatan satu sama lain.
“JOKT setuju bila tercipta perdamaian antara kami dengan Viking. Dengan tidak membawa masalah di Jawa ke Kaltim,” kata Vikri.
Diakuinya kegiatan nonton bareng (nobar) antara kedua belah pihak belum pernah dilakukan. Akan tetapi pertemuan antara sesama pengurus sudah terjadi. Ke depan, JOKT sendiri akan mengadakan kegiatan untuk mengenang almarhum. Bentuknya, masih menunggu proses koordinasi dengan beberapa pihak terkait. Tidak menutup kemungkinan mengajak suporter lain, termasuk Viking Borneo Bontang.
“Informasinya ditunggu saja, setelah proses koordinasi selesai,” tuturnya.
Sebagai informasi, jumlah anggota Viking Borneo Bontang sekira 100 orang. Sementara JOKT sendiri hanya berjumlah 15 orang. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post