bontangpost.id – Ayu Febriani terus membombardir pesan kepada Elly Saraswati agar dipulangkan. Elly, sebelumnya diinisialkan ES, adalah orang yang menjanjikannya bekerja. Namun pesannya hanya ditanggapi dengan janji-janji kosong.
Perempuan kelahiran Bontang itu mengatakan sudah menghubungi warga asal Surabaya yang mengirimnya untuk bekerja di luar negeri tersebut. Ayu menuntut pertanggungjawaban Elly karena dipekerjakan tidak sesuai dengan perjanjian awal.
“Bulan ini sudah saya hubungi lagi. Tapi, ya, gitu. Janji lagi,” ucap Ayu kepada redaksi bontangpost.id, Jumat (7/3/2023).
Saat terakhir kali dihubungi pada April ini, Ayu dijanjikan akan dipulangkan sepekan sebelum Hari Raya. “Dia janji mau tanggung jawab. Sudah saya tunggu hampir setahun. Terakhir saya coba telepon pun enggak diangkat,” tambahnya
Ayu mengaku bahwa setelah menginjakkan kaki di Suriah, ia bahkan tidak tahu bentuk kontrak kerjanya seperti apa.
“Tiba-tiba bos saya bilang kalau saya harus kerja selama 3 tahun baru bisa pulang. Tapi saya di sini udah enggak kuat karena ini negara konflik. Saya takut,” akunya.
Sejak Kamis (6/3/2023) kemarin hingga hari ini, bontangpost.id sudah mencoba menghubungi Elly sebanyak sepuluh kali. Namun tidak mendapatkan jawaban.
Salah seorang kerabat Ayu di Bontang, Ika, mengatakan bahwa Ayu sudah meminta tolong padanya. Lebih intens sejak terjadi gempa di Suriah, Februari lalu. Namun ia sendiri tidak tahu harus berbuat apa.
“Sejak gempa kemarin itu, dia (Ayu) sering WhatsApp saya. Minta dipulangkan. Tapi saya sendiri enggak tahu harus gimana,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Ayu Febriani (26), perempuan asal Bontang, harus menelan kenyataan pahit sebab ditipu oleh penyalur tenaga kerja. Diiming-imingi pekerjaan sebagai sopir di Turki, ia malah ‘dijual’ ke Suriah sebagai asisten rumah tangga (ART).
Kepada redaksi bontangpost.id, Ayu menceritakan bahwa sudah hampir setahun ia berada di sana, sejak keberangkatannya April 2022 lalu. Awalnya, ia dijanjikan oleh seorang perempuan berinisial ES dari Surabaya. Berbekal ijazah SMK-nya, ia berangkat ke Surabaya dan mengurus keperluan seperti paspor dan visa di Kediri, Jawa Timur.
Setelah mendarat di Turki, Ayu malah dikurung dan tidak diberikan akses internet, sehingga ia pun tidak dapat meminta pertolongan. Oleh penyalur tenaga kerja di sana, ia diberikan pilihan untuk berangkat ke Suriah atau ia akan diantar ke bandara lalu ditinggalkan di sana.
Berdasarkan pengakuan keluarganya di Bontang, Ayu diberangkatkan dalam rentang waktu 2 minggu. Tidak ada proses lain seperti pengenalan bahasa dan sebagainya.
“Dia (Ayu) berlima sama orang dari daerah lain. Sekarang juga sudah mencar enggak tau ke mana. Sebelum berangkat pun saya sudah peringatkan buat hati-hati. Tapi dia bilang enggak apa-apa,” kata Ika, sepupu Ayu, Kamis (6/4/2023). (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: