SANGATTA – Menjelang tahun baru 2017, harga ayam potong mengalami kenaikan drastis. Hingga Jumat (30/12) kemarin, harga ayam sudah merangkak menjadi Rp 45 ribu perkilo gramnya. Sedangkan ayam hidup, pedagang menjualnya dengan harga Rp 39 ribu. “Awalnya, untuk ayam bersih Rp 32 ribu perkilo, ayam hidup Rp 25 sampai 28 perkilo,” ujar Hamsah salah seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) di Sangatta Selatan.
Dirinya yang mengaku sudah puluhan tahun berdagang ayam potong, tidak merasa heran dengan kenaikan ayam tersebut. Pasalnya, pada saat momen seperti ini,jumlah permintaan akan mengalami kenaikan yang signifikan. Karena banyaknya permintaan, membuat pasokan ayam mengalami pengurangan. Dengan begitu, harga ayam akan mengalami kenaikan secara otomatis.
“Tidak hanya pada momen tahun baru saja, tetapi kenaikan akan terjadi pada semua hari besar. Tetapi biasanya memang, paling meningkat permintaan pada saat tahun baru. Karena semua orang mau bakar ayam, untuk dimakan pada saat malam tahun baru bersama keluarga. Termasuk saya,” kata Hamsah.
Dirinya juga memastikan harga ayam tidak lagi mengalami kenaikan. Hal ini dikatakannya kerana mengacu pada pengalaman. Kenaikan ayam akan dilakukan pedagang pada saat H-5 atau H-3. Waktu tersebut dipilih lantaran pedagang mencari keuntungan lebih dahulu. “Kalau hanya pada saat satu hari H nya saja, kita untung disitu saja. Makanya kita naikkan langsung pada saat H-5 atau paling lambat H-3,” katanya.
Kenaikan ini dipastikan akan terus terjadi hingga H+3. Sebab, pada hari tersebut masyarakat masih banyak yang memanfaatkan libur panjang tahun baru 2017 ini. Apalagi, libur bagi pekerja hingga Selasa (3/1). “Tetapi setelahnya, kita jamin harga ayam langsung normal lagi seperti biasa. Kenaikan ini kan hanya melihat momen-momen tertentu saja,” katanya.
Sementara itu, salah seorang agen ayam hidup yang berada tak jauh dari areal pasar Sangatta Selatan, juga membenarkan jika pihaknya sudah terlebih dahulu menaikkan harga ayam ditempatnya. Sehingga wajar, pedagang kecil kembali menaikkan untuk dijual kepada konsumen. “Kalau mau hidup ya agak murah. Tetapi potong sendiri dan gunduli sendiri bulunya. Kita bisa gunduli atau bersihkan, tetapi harganya tetap sama di pasaran. Gak ada bedanya,” kata Sappe. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post