SAMARINDA – Imbas banjir selama sepekan terakhir, jembatan kayu di RT 09, Perumahan Griya Mukti Sejahtera (GMS), Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Samarinda Utara, terputus sejak Senin (10/4). Sebanyak 99 jiwa sempat terisolasi lantaran jembatan itu jadi satu-satunya penghubung ke permukiman.
Beruntung, Selasa (11/4), tindakan darurat diambil. Sebagai penghubung sementara, perahu karet disiapkan sebagai kendaraan penyeberangan. Berpagutan dengan tali, perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda itu sibuk bolak-balik demi menaik-turunkan tumpangan.
Jembatan itu diketahui terbentang di atas aliran anak Sungai Karang Mumus (SKM). Jembatan kayu tersebut tersapu air yang meluap imbas hujan yang terus turun sejak Kamis (6/4). Sementara itu, berdasarkan penuturan warga, jembatan sepanjang 30 meter itu sudah tampak miring sejak sebulan terakhir.
Marsono (58), warga yang bermukim tidak jauh dari jembatan, mengaku tidak tahu kapan jembatan tersebut ambrol. “Saya tidak berada di rumah. Pas saya pulang, baru tahu,” ujarnya, Senin (10/4) malam.
Hanya, dia tidak kaget jika jembatan tersebut akhirnya runtuh. Sedianya jembatan itu hanya untuk pejalan kaki. Namun, belakangan dimanfaatkan warga untuk melintas menggunakan kendaraan roda dua. “Masyarakat tetap memaksa lewati (menggunakan motor). Padahal, sudah ada tanda larangannya,” tutur dia. Pun boleh, lanjut Marsono, motor harus digiring, tidak ditunggangi.
Sementara itu, staf Bagian Pendataan dan Tanggap Darurat BPBD Samarinda Nanang Arifin mengatakan, pihaknya menerima informasi jembatan rusak itu pada Senin, 18.00 Wita. “Jembatan sudah bergeser sejak pukul 17.10 Wita,” ucapnya.
Wacana perbaikan jembatan selebar 2 meter itu juga tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya, arus sungai masih deras. “Apalagi tumpukan sampah yang menyangkut di jembatan. Memungkinkan jembatannya ikut hanyut,” pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dalam tinjauan kemarin, menarget perbaikan jembatan itu rampung dalam sepekan. “Tergantung kondisi sungai. Kalau airnya sudah turun, sebentar saja memperbaikinya,” ucapnya.
Dalam perbaikannya nanti, konstruksi jembatan akan dibuat lebih kukuh. Menurut dia, penyebab lain ambruknya jembatan, karena sampah yang tersangkut di pilar jembatan. “Masyarakat kesadarannya kurang. Saya lihat sendiri, masak ada springbed tersangkut di jembatan. Ini benar-benar salah,” keluh Jaang.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Hero Mardanus menyebutkan, pihaknya akan menghitung estimasi pengerjaan jembatan. “Kemungkinan dalam minggu ini sudah ada progres,” tuturnya.
Dia tidak bisa menyebutkan besaran anggaran yang diperlukan. Sebab, mereka ingin lebih dulu melakukan perhitungan. “Yang pasti akan kami siapkan anggaran untuk perbaikannya. Lagi pula kami akan menggunakan konstruksi awal, sisanya akan diperbaiki agar tidak banyak tiang di tengah,” tutupnya. (*/dq/ndy/kpg/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post