Kondisi Kayu Banyak Lapuk
BONTANG – Beberapa jembatan penghubung ke area pemukiman warga di wilayah RT 11 Kelurahan Tanjung Laut Indah kondisinya benar-benar memprihatinkan. Bagaimana tidak, jembatan yang umurnya sudah lebih dari 10 tahun itu membuat siapa saja yang melewatinya akan diliputi rasa was-was dan cemas.
Dari pantauan media ini di lokasi, jembatan yang berada di wilayah pasang surut air laut tersebut hanya disusun dari tumpukan kayu dengan lebar hanya 1 meter saja.
Kayunya pun kondisinya banyak yang sudah lapuk. Belum lagi kondisi pondasi jembatan yang tidak kuat, sehingga ketika dilewati, jembatan tersebut goyang.
Ketua RT 11 Tanjung Laut Indah Suudi mengatakan, kondisi seperti ini sudah terjadi bertahun-tahun. Dia pun sudah sering kali mengusulkan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan ataupun melalui dana aspirasi anggota DPRD Bontang. Namun hingga kini hanya sekadar disurvei saja namun tidak ada realisasinya.
“Bosan sudah saya melaporkan kondisi ini tapi tidak ada realisasinya. Warga saya juga sudah banyak melapor kalau mereka sering jatuh di situ (jembatan rusak, Red.). Baik itu orang dewasa maupun anak-anak,” ujarnya Jumat (21/7) kemarin sembari menunjukkan titik-titik rusaknya jembatan.
Meskipun beberapa warga mencoba untuk memperbaikinya perlahan menggunakan dana swadaya kata Suudi, namun hal itu tidak bisa maksimal. Pasalnya kondisi kayunya sudah banyak yang lapuk dan pondasinya tidak kuat.
Sehingga yang sering dilakukan hanyalah mengganti tumpukan kayu lapuk tadi dengan beberapa kayu yang masih cukup bagus kualitasnya.
“Di beberapa lokasi juga sudah banyak jembatan yang berlubang. paku-paku juga mulai banyak yang lepas. Kalau malam ada motor lewat, berisik sekali suaranya. Kami warga disini sampai-sampai tidak bisa tidur,” keluhnya.
Nur Ani, salah satu warga yang tinggal di tengah-tengah jembatan penghubung tersebut menuturkan, dirinya kerap kali terjatuh saat melintasi jembatan tersebut. Terakhir, saat akan membeli tabung gas elpiji Ramadan lalu. Tidak hanya dia, suami dan anaknya pun juga pernah merasakan hal yang sama.
“Bahkan waktu saya masih hamil delapan bulan kemarin, saya juga pernah terjatuh. Sampai diangkat oleh tiga orang,” katanya.
Hal senada juga diutarakan Nurhayati. Bahkan ibu anak dua itu mengaku sudah bosan dengan berbagai janji-janji kampanye yang berkata ingin memperbaiki jembatan tersebut.
“Sudah berapa kali dijanji dan disurvei. Tapi tidak juga diperbaiki sampai sekarang. Padahal sudah bertahun-tahun,” terangnya.
Baik Ketua RT mapun warga setempat berharap, agar Pemerintah bisa lebih memperhatikan lagi kawasan RT 11 Tanjung Laut Indah yang notabene hampir seluruhnya berada di wilayah air pasang surut sehingga akses jalannya banyak menggunakan jembatan dari kayu. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post