SAMARINDA – Minggu (10/6) pagi, sekira pukul 05.45 Wita warga Gang 4, RT 14 Teluk Lerong Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, dikagetkan dengan kobaran api yang muncul dari rumah warga bernama Muhammad Husein. Tak pelak, si jago merah menjalar dengan cepat ke tiga rumah lainnya. Hanya berselang beberapa menit, tiga rumah rata dengan tanah.
Ferdian (32), seorang saksi mata, mengaku dirinya sedang tertidur pulas ketika api pertama kali muncul dari rumah Husein. “Saya tidur di rumah belakang. Saya terbangun beberapa menit setelah api membesar. Semua orang masih tertidur. Saya lihat ada api di rumah sebelang. Kemudian saya berlari dan membangunkan warga,” tuturnya.
Api sudah terlanjur membakar sebagian besar rumah Husein tatkala warga berusaha memadamkannya. Sedangkan mobil pemadam kebakaran baru berdatangan 30 menit setelah api membakar rumah Husein.
“Saat saya melihat api, kamar di depan ini sudah terbakar,” kata Erwin (40), saksi mata lainnya sambil menunjuk salah satu kamar di rumah Husein. Dia menyebut, di kamar itu pula pertama kali api muncul.
Puluhan mobil kebakaran sempat dikerahkan untuk memadamkan api. Namun terhambat karena kekurangan air. Meski berdekatan dengan Sungai Mahakam, saat kebakaran berlangsung kondisi air sedang surut. Sehingga beberapa mobil yang dikerahkan tidak mampu menyedot air yang berjarak puluhan meter dari pinggir Sungai Mahakam.
Alasannya, selang mobil untuk pemadaman api tidak terlalu panjang. “Beberapa mobil yang dibawa ke sini tidak mampu menjangkau api. Didatangkan lagi mobil yang lain, kondisinya sama saja. Sedangkan kami dalam keadaan panik semua. Takut api tidak bisa segera dipadamkan,” ungkap Erwin.
Kemudian, mobil pemadam yang selangnya lebih panjang dikerahkan untuk menjinakkan api. Atas bantuan puluhan warga, api dapat dipadamkan setelah menghanguskan tiga rumah dan sebagian besar teras satu rumah milik warga lainnya.
Sayangnya, meski api sudah mampu dipadamkan, nyawa Husein tak terselamatkan. Pasalnya kakek 65 tahun itu terjebak di tengah kobaran api. Erwin menuturkan, saat warga berhamburan keluar dari rumahnya, Husein masih terjebak di dalam kamar.
“Banyak warga yang berteriak supaya almarhum diselamatkan. Tetapi tidak ada satu pun yang berani masuk di dalam rumah. Karena api sudah membesar. Jangankan untuk masuk, mendekat saja dari sumber api kami tidak berani,” sebutnya.
Ketika api sudah padam, warga dan petugas berbondong-bondong mengangkat jasad Husein. Dari pantauan Ferdian, sebagian besar organ tubuh korban telah terpisah. Bahkan saat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie, bagian kaki korban sempat tertinggal di lokasi kejadian.
“Petugas kembali lagi ke sini mencari bagian tubuh almarhum Husein. Akhirnya ditemukan tidak jauh dari lokasi awal. Tetapi kondisinya sudah terpotong,” jelas Ferdian.
Ketua RT 14 Teluk Lerong Ulu, Johansyah menduga api pertama kali muncul di kamar bagian depan rumah Husein karena korsleting listrik. “Karena tepat di sumber api itu ada sambungan listrik. Memang di awal kebakaran, tidak ada ledakan. Makanya dugaan kami api itu muncul karena korsleting listrik,” ungkapnya. (*/um)
INFO GRAFIS
Pukul 05.45 Wita: Api muncul pertama kali di rumah Muhammad Husein.
Pukul 06.00 Wita: Warga melihat kobaran api telah membesar di kamar bagian depan rumah Husein.
Pukul 06.05 Wita: Beberapa warga membangunkan pemilik rumah yang terbakar.
Pukul 06.15 Wita: Mobil pemadam kebakaran berdatangan. Petugas berusaha memadamkan api yang telah menjalar ke sebagian besar rumah Husein.
Pukul 06.45 Wita: Api berhasil dipadamkan.
Pukul 07.05 Wita: Husein ditemukan tidak bernyawa di kamarnya. Sebagian organ tubuhnya terlepas.
Pukul 07.15 Wita: Jenazah Husein dibawa ke RSUD AW Sjahranie untuk diotopsi.
Pukul 13.00 Wita: Korban dimakamkan di TPU Muslim Teluk Lerong, Samarinda.
Sumber: Keterangan Saksi Mata
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post