bontangpost.id – Minggu (18/2) lalu, di Apotek Kimia Farma, Jalan P Hidayatullah, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota, digegerkan dengan temuan jasad perempuan yang teridentifikasi adalah Berta Mimi Jaya. Tewasnya perempuan berusia 56 tahun itu dianggap janggal oleh keluarga.
Sehingga, dua hari berturut-turut melakukan demo di depan Kimia Farma tersebut pada Jumat, dan puncaknya Sabtu (16/3) lalu, mendesak pihak Kimia Farma membuka secara gamblang terkait rekaman closed circuit television (CCTv).
Markus Paranoan yang merupakan perwakilan keluarga merasa ada yang janggal. “CCTv yang disembunyikan dari kami katanya terhapus. Masa dari depan hingga ke dalam tidak terekam, kan aneh,” ungkapnya. Pihaknya meminta, sebelum ada titik terang ihwal perkara tersebut, akan tetap mencari kejelasan.
Bahkan, pihak keluarga meminta untuk tidak ada aktivitas sementara hingga kasus tewasnya Berta benar-benar jelas. Selain itu, kejanggalan lain yang dirasakan keluarga adalah adanya pergantian pimpinan dari cabang tersebut pasca-kasus itu mencuat.
“Padahal kasus belum selesai tapi sudah diganti pimpinannya,” imbuhnya.
Namun, pemindahan itu baru diketahui keluarga Sabtu lalu. “Jadi sampai kapan pun bisa saja menduduki tempat ini (Kimia Farma, Jalan P Hidayatullah),” tegasnya. Pihaknya ingin Kimia Farma maupun kepolisian terbuka dalam penyelidikan kasus tewasnya Berta.
Sementara itu, Bisnis Manajer Kimia Farma Area Samarinda Resta mengungkapkan, semua keterangan dan bukti rekaman CCTv telah diserahkan ke polisi.
“Itu sudah dari awal. Termasuk keterangan karyawan. Sudah di-download, dan kami tidak ada yang ditutupi,” jelasnya.
Disinggung soal adanya pergantian kepemimpinan pasca-kejadian tersebut, hal itu dibantah manajemen.
“SK pergantian itu sebelum adanya kasus. Karena kami setiap awal tahun itu ada rolling (pergantian). Jadi yang bersangkutan selalu siap jika keterangannya kembali dibutuhkan,” imbuhnya. Pimpinan sebelumnya sudah pindah ke Karawang, Jawa Barat
Seperti yang sudah disampaikan kepada kepolisian, pihak Kimia Farma menyebut temuan jasad perempuan itu baru diketahui saat kejadian.
“Gudang itu sudah tidak difungsikan, dulunya tempat arsip. Karena kecil makanya tidak dipakai, tidak pernah dibuka,” jelasnya.
Namun, Kimia Farma turut berbelasungkawa atas meninggalnya Berta. “Jadi memang kami memang menutup sementara aktivitas sampai waktu yang tidak ditentukan atau setelah ada kejelasan dari kepolisian,” tegasnya
Sementara itu, Kapolsek Samarinda Kota Kompol Tri Satria Firdaus mengungkapkan, dari informasi yang diperoleh, baik dari pihak keluarga maupun Kimia Farma, Korps Bhayangkara sudah melakukan pemeriksaan.
“Memeriksa saksi termasuk di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Bukti yang ada kami kumpulkan semua, dan berkoordinasi ke pihak terkait. Untuk mencari tahu titik terang. Terkait CCTv akan lakukan pendalaman,” singkatnya. (dra2/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: