SANGATTA – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tuah Benua, berencana menunda kenaikan tarif air bersih yang semula diwacanakan dimulai awal Juni 2017 ini. Menyusul, perusahaan pelat merah tersebut akan melakukan evaluasi besaran biaya produksi air bersih yang dikeluarkan saat ini. Terlebih, kini pasokan listrik di Intalasi Pengolahan Air (IPA) Kabo Jaya telah dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Kemungkinan kami tunda (kenaikan tarif air) sampai usai lebaran. Karena masih menunggu hasil evaluasi biaya operasional. Jika masih ada peluang diturunkan, maka usulan kenaikan itu akan kami revisi,” ucap Direktur Utama PDAM Tirta Tuah Benua Aji Mirni Mawarni.
Dia menerangkan, kini IPA Kabo Jaya sudah mendapat pasokan listrik dari PLN. Lantas hal ini dampaknya memberikan penghematan terhadap biaya operasional. Mengingat selama ini, biaya operasional banyak habis terpakai untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) guna menghidupkan generator set (Genset).
“Makanya beban biaya operasional yang kami tanggung cukup berat,” sebutnya.
Tak hanya IPA Kabo Jaya, lanjut Mawar. Dua IPA lainnya, yakni IPA Sangatta Selatan dan IPA Muara Wahau, Juni mendatang juga akan mendapat pasokan suplay listrik PLN. Sehingga peluang untuk menurunkan besaran kenaikan tarif masih terbuka lebar.
“Makanya kami masih tunggu hasil evaluasinya. Mudah-mudahan besaran kenaikan tarifnya bisa ditekan lagi,” ujar Mawar.
Dia pun berharap, berapapun besaran ketetapan kenaikan tarif air nantinya, masyarakat dapat mendukung pelaksanaannya. Sebab, kenaikan tarif air memang tidak bisa dihindari lagi. Terlebih, besaran tarif yang digunakan saat ini merupakan ketetapan yang dikeluarkan sejak 2013 lalu.
“Jadi kenaikan memang tidak bisa dihindarkan. Karena, kami ingin PDAM bisa mandiri dan terus mengembangkan serta meningkatkan pelayananannya ke masyarakat,” tuturnya. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: