Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Kamis, 28 Januari 2021
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Feature

Kisah BM Diah, Sosok Wartawan yang Memungut Teks Proklamasi Asli dari Tempat Sampah

Reporter: Redaksi Bontangpost.id
Senin, 17 Agustus 2020, 17:00 WITA
dalam Feature
2 menit dibaca
Kisah BM Diah, Sosok Wartawan yang Memungut Teks Proklamasi Asli dari Tempat Sampah

BM Diah dan Teks Proklamasi 17 Agustus 1945 asli disimpan BM Diah selama 49 tahun. (Istimewa/ngopibareng/jpnn)

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

bontangpost.id – Nama Burhanudin Mohammad Diah atau lebih dikenal BM Diah mungkin tidak banyak diketahui masyarakat Indonesia. Namun, dia adalah tokoh yang berperan penting menyelamatkan teks asli Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Dialah yang menyimpan selama 49 tahun, sehingga bisa kita saksikan hingga sekarang.

Dilansir dari JPNN, pada saat Perumusan Naskah Proklamasi, BM Diah merupakan salah seorang yang turut hadir dalam momen tersebut. Akhirnya, BM Diah pun menyerahkan naskah proklamasi yang ia simpan kepada residen Soeharto pada 1993. BM Diah meninggal pada 1996 dalam usianya yang ke-79 tahun dan dimakamkan di Jakarta. Buku biografi BM Diah, “Butir-butir Padi B.M. Diah, Tokoh Sejarah yang Menghayati Zaman”, disusun Dasman Djamaluddin (diterbitkan Pustaka Merdeka,1992).

Dalam buku ini, BM Diah mengungkapkan bagaimana dia menyimpan naskah yang sebenarnya telah dibuang oleh Sayuti Melik ke tempat sampah.

“Setelah naskah tersebut disalin oleh Sayuti Melik, naskah tersebut dibuang ke tempat sampah begitu saja,” tutur BM Diah.

Baca Juga:  Kutim Masih 'Terjajah'  

Namun, naluri BM Diah yang saat itu sudah menjadi wartawan — pendiri suratkabar Merdeka — mempunyai insting untuk menyelamatkan bukti-bukti setiap momen atau peristiwa.

Dia memungutnya dari tempat sampah di rumah Laksamana Maeda saat naskah tersebut dibuang oleh Sayuti. Teks itu lantas dikantonginya dan dia simpan sepanjang lebih dari 40 tahun lamanya sebelum diserahkan ke pemerintah Republik Indonesia pada 1992. Kertas lecek itu dia bawa ke mana-mana saat dia berdinas sebagai Duta Besar di Cekoslovakia, Inggris dan Thailand antara 1959 hingga 1968.

Salah satu alasan yang dikemukakan Diah saat dia mengantongi kertas yang sudah lecek itu, karena dia takut dokumen itu akan dibuang kembali jika diserahkan ke beberapa tokoh yang ada di rumah Laksamana Maeda saat itu karena dianggap sudah tidak terpakai lagi. Kini berkat tindakan yang dilakukan oleh B.M. Diah, kita bisa merasakan dramatisnya proses pembuatan teks proklamasi. Karena teks tulisan tangan tersebut ada coret-coretan pada kata yang tak terpakai saat kalimat proklamasi itu disusun oleh para pendiri bangsa tersebut.

Baca Juga:  Rayakan HUT RI, Disbun Gelar Berbagai Lomba 

Perjuangan BM Diah

Burhanudin Mohammad Diah atau lebih dikenal BM Diah lahir tanggal 7 April 1917 di Kotaraja, Aceh. Ayahnya bernama Mohammad Diah sedangkan ibunya bernama Siti Saidah. Pendidikannya dimulai di HIS Kutaraja  pada 1929, kemudian dilanjutkan di sekolah MULO di Medan.

Tahun 1935 – 1937 BM. Diah melanjutkan sekolah di Ksatrian instituut atau lebih dikenal dengan Middelbaar National Handels Collegium (Sekolah Tinggi Ekonomi dan Jurnalistik Partikelir) di Bandung. Rasa nasionalisme yang tertanam pada dirinya sudah muncul sejak dia bersekolah di Medan. BM Diah melihat kelicikan dan kekejian imperialis Belanda.

Pada saat Jepang menduduki Indonesia, BM. Diah merupakan redaktur pelaksana dan wakil pemimpin redaksi SK Asia Raya, sehingga beliau banyak mengetahui keadaan sebenarnya, baik di dalam maupun luar negeri. BM. Diah bisa menilai apa artinya rakyat dengan sukarela menyerahkan padinya atau hasil bumi yang lain untuk memenangkan perang “Asia Timur Raya”.

Dari sinilah nasionalisme BM. Diah semakin tinggi, sehingga dia bersama teman-temannya pada 3 Juni 1945 membentuk gerakan Angkatan Baru yang bertujuan memperjuangkan Indonesia Merdeka. Gerakan ini mencanangkan tekad pemuda mencapai kemerdekaan. Walaupun ada janji-janji dari pemerintah Jepang menghadiahkan kemerdekaan, golongan ini tidak percaya pada ucapan-ucapan Jepang. (*)

Baca Juga:  Hari Ini Paskibra Bontang Dikukuhkan 

Share this:

  • Twitter
  • Facebook


Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: bm diahHUT RIkemerdekaan indonesiapahlawan nasional
Print Friendly, PDF & Email
PindaiBagikan149Tweet93Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Komentar Anda

Related Posts

Kisah Pemancing yang Hilang di Mata Istri

Kisah Pemancing yang Hilang di Mata Istri

Rabu, 13 Januari 2021, 13:00 WITA
Kisah Para Pelaku Pesta Miras Berujung Maut

Kisah Para Pelaku Pesta Miras Berujung Maut

Rabu, 6 Januari 2021, 17:00 WITA
Istri Disayang-sayang Malah Kecantol Pria Lain

Istri Disayang-sayang Malah Kecantol Pria Lain

Rabu, 6 Januari 2021, 10:34 WITA
“Saya Ndak Mau Hidup Hanya untuk Menimbun Harta”

“Saya Ndak Mau Hidup Hanya untuk Menimbun Harta”

Minggu, 27 Desember 2020, 15:27 WITA
Cerita Korban Kebakaran di Bontang Kuala, Trauma Rumah Kembali Terbakar, Hanya Sisa Pakaian di Badan

Cerita Korban Kebakaran di Bontang Kuala, Trauma Rumah Kembali Terbakar, Hanya Sisa Pakaian di Badan

Kamis, 15 Oktober 2020, 19:14 WITA
Cerita Paskibra Bontang di Upacara Peringatan HUT ke-75 RI

Cerita Paskibra Bontang di Upacara Peringatan HUT ke-75 RI

Selasa, 18 Agustus 2020, 13:30 WITA
Postingan Selanjutnya
Dicetak Terbatas, Uang Khusus HUT RI Rp 75 Ribu Bisa Dipakai Buat Belanja

Dicetak Terbatas, Uang Khusus HUT RI Rp 75 Ribu Bisa Dipakai Buat Belanja

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Kilang Bontang Batal Dibangun, Kaltim Kehilangan Investasi Rp 197,58 triliun

Kilang Bontang Batal Dibangun, Kaltim Kehilangan Investasi Rp 197,58 triliun

Sabtu, 23 Januari 2021, 10:54 WITA
Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Selambai

Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Selambai

Kamis, 21 Januari 2021, 10:39 WITA
Izin Belum Lengkap, Pembukaan Lahan Pabrik Semen Sudah Berjalan

Izin Belum Lengkap, Pembukaan Lahan Pabrik Semen Sudah Berjalan

Jumat, 22 Januari 2021, 11:54 WITA
Tiga Pekan Selangan dalam Gulita

Tiga Pekan Selangan dalam Gulita

Senin, 25 Januari 2021, 07:55 WITA
Ayah-Anak Tersangka Kasus Pembunuhan karena Cinta Segitiga

Ayah-Anak Tersangka Kasus Pembunuhan karena Cinta Segitiga

Kamis, 21 Januari 2021, 08:15 WITA
Dua Hari Berturut-turut, Kasus Covid-19 di Bontang Tembus Tiga Digit

Angka Kasus Aktif Mendekati 1.000

Kamis, 28 Januari 2021, 16:54 WITA
Sederet PR Besar Menanti Kapolri Baru

Sederet PR Besar Menanti Kapolri Baru

Kamis, 28 Januari 2021, 14:00 WITA
Setelah Banjir Buaya Bermunculan

Setelah Banjir Buaya Bermunculan

Kamis, 28 Januari 2021, 13:00 WITA
Waspada! Ada Virus Berbahaya di WhatsApp Android

Waspada! Ada Virus Berbahaya di WhatsApp Android

Kamis, 28 Januari 2021, 12:00 WITA
IDI Sarankan PPKM Diperpanjang

Tiga Kriteria Terpenuhi, Sinyal PPKM Diperpanjang

Kamis, 28 Januari 2021, 11:00 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.