Prestasi kembali ditorehkan oleh remaja Kota Taman. Di bidang seni tarik suara. Setelah Krisna Timothy Putra Komara Aray berhasil meraih medali emas dalam Pesparawi Nasional XIII di Yogyakarta, akhir pekan lalu. Ia pun tampil di kategori solo remaja putra.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
Suara merdu dibalut alunan musik klasik mengiringi persiapan wakil Kaltim yakni Krisna Timothy Putra Komara Aray. Jelang perhelatan Pesparawi Nasional XIII. Dua lagu dipersembahkan dengan apik. Nada tinggi dan nafas panjang menjadi tantangan tersendiri baginya. Demi sebuah target untuk mengharumkan Kaltim, khususnya Bontang.
Tak disangka perjalanan di bidang olah vokal ini dimulai saat berusia sembilan tahun. Tepatnya saat menjadi pelajar kelas 3 sekolah dasar. Menurutnya, pemilihan menekuni dunia itu atas kemauan sendiri. Bahkan, ia minta kepada orangtuanya agar mendapatkan les vokal setahun kemudian.
“Awalnya orangtua ajarin menyanyi. Ketika diperhatikan mereka (orangtua) nadanya itu pas dengan musik. Jadi terus dilanjutkan,” kata Krisna.
Setelah itu, ia mengikuti ajang pencarian bakat lokal. Kala itu, Krisna masih berdomisili di Bali. Acara itu diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi lokal di sana. Ia pun mencapat juara harapan kedua. Ia tidak menyangka. Sebab, ajang itu merupakan awal keikusertaan di kejuaraan jenjang anak.
“Acara itu ada menyanyi, dance, dan musik. Saya kaget karena saat itu masih pemula,” ucapnya.
Setahun berselang, Krisna kembali mengikuti Festival lomba seni siswa tingkat nasional (FLS2N) di Kabupaten Badung, Bali. Membawakan lagu daerah yakni Sio Mama. Ia pun menyabet juara ketiga. Di tahun sama, mengikuti lomba lagu pop Bali. Kala itu, kembali menjadi juara harapan dua. Sesungguhnya ajang itu membawakan lagu Mars Badung. Tetapi peserta dibuka untuk umum.
“Setiap tahun ini diadakan dan bergengsi. Juaranya pasti tampil di pesta kesenian Bali,” tutur dia.
Saat SMP kelas 1, prestasi tertinggi kembali ditorehkan. Krisna mengikuti ajang pencarian bakat The Voice Kids Indonesia. Capaiannya hingga babak blind audition. Di fase itu ia menyanyikan lagu milik Josh Groban berjudul Broken Vow. Dari tiga juri, Agnes Monica memilih memutar kursinya karena aksi spektakuler yang dipersembahkan Krisna. Orangtuanya pun yang berada di balik panggung bersukacita. Akan tetapi perjalanannya terhenti di babak battle round.
“Sempat masuk karantina dua kali saat itu,” sebutnya.
Sejatinya Krisna sudah mengikuti Pesparawi Nasional di Pontianak. Saat itu menjadi kontingen Bali. Pada saat proses seleksi solo kategori umur 10-13 tahun, ia tidak lolos. Akan tetapi justru terpilih bergabung di kategori lomba paduan suara anak.
Tantangan kembali dihadapi setelah itu. Sebab suaranya mulai berubah memasuki fase akil balig. Meskipun demikian, ia tetap memilih latihan rutin dan mengikuti kompetisi vokal. Setahun berselang karena perubahan suara itu tidak bisa menjadi yang terbaik di Lomba lagu Pop Bali.
“Namun tahun depannya saya memutuskan ikut lagi dan menjadi juara pertama. Acara ini rutin digelar tiap tahunnya dan dibuka oleh presiden,” terangnya.
Tak hanya menyanyi solo, Krisna juga mengembangkan diri di bidang band. Beragam festival diikuti saat menempuh kelas 2 dan 3 SMP. Bandnya pun mengusung aliran rock. Bahkan ketika mengikuti Lomba Gopala berhasil menjadi jawara pertama. Saat mempersembahkan lagu milik God Bless yakni Musisi dan satu lagu ciptaan bandnya sendiri.
“Lagu Gadisku ini saya ciptakan dengan teman band saya. Menceritakan anak masih sekolah yang tertarik kepada teman beda kelasnya,” urainya.
Di akhir kelas 3 SMP, keluarga Krisna memutuskan berpindah ke Bontang. Lantaran saat itu pandemi mengguncang ekomoni. Bali yang mengandalkan sektor pariwisata pun harus ditutup kunjungan wisatawannya. Keputusan ini diambil apalagi ada nenek dan tante yang berada di Kota Taman.
“Jadi memang dulu pernah TK di Bontang tetapi setahun kemudian pindah ke Bali. Karena pandemi keluarga memutuskan untuk pindah ke sini,” ulasnya.
Dua tahun di masa pandemi, kejuaraan yang digelar menggunakan format virtual. Keterbatasan itu tidak membuat berhenti berekspresi. Krisna tetap mengcover lagu bersama teman band di Bali. Di samping itu, ia terus terlibat dalam pelayanan di gereja.
Di ajang FLS2N pun diikuti dua kali. Pertama saat kelas IX berhasil menjadi juara ketiga se-Kaltim. Setahun kemudian naik menjadi juara kedua se-Kaltim. Di ajang terakhir itu ia membawakan lagu Malaikat Juga Tahu milik Glenn Fredly dan lagu daerah Burung Enggang.
“Setalah itu saya ikut marching band di Taman Musik. Ada satu lomba saat November tahun lalu di Kukar berhasil menjadi juara kedua. Grogi saat itu karena dua tahun sebelumnya tidak merasakan aura panggung,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: