JAKARTA – Harapan publik sepak bola Indonesia agar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI segera terrealisasi sepertinya masih jauh panggang daripada api. PSSI berdalih masih menunggu surat resmi dari FIFA untuk bisa melanjutkan persiapan menuju KLB. Sebab, mereka tak ingin kembali kehilangan kepercayaan dunia internasional.
Sekjen PSSI Ratu Tisha menuturkan bahwa PSSI bukan sengaja mengulur-ulur waktu penyelenggaraan KLB. ’’Kalau terburu-buru, bagaimana nanti ke depan pada 2020 atau 2021, mendapatkan kepercayaan FIFA dan internasional itu tidak mudah lho,’’ terangnya.
Saat ini, PSSI sudah bekerja sama dengan empat federasi sepak bola, DFB, FFA, JFA, dan FA. Karena itu, sebelum menyelenggarakan KLB, mereka meminta saran dulu baik dari FIFA dan partner-partner internasionalnya tersebut. ’’Karena itu, kami ini sudah mengambil langkah untuk komunikasi kepada mereka semua,’’ bebernya.
Lantas apa advice yang diharap? Tisha menuturkan, banyak sekali. Salah satu yang paling penting ada kapan waktu-waktu yang tepat diselenggarakannya KLB. ’’Selain itu memastikan bahwa program-program kerja sama dengan mereka tidak terganggu. Yakni yang berhubungan dengan sepak bola dan teknikal,’’ bebernya.
Tisha mengatakan, apa yang dilakukan PSSI saat ini berkaca dari pengalaman sebelumnya. Pengalaman kekisruhan organisasi yang berimbas pada sepak bola Indonesia, yakni kompetisi dihentikan hingga buruknya prestasi timnas. ’’Kami bukan tidak melakukan apa-apa. Kami terus menghubungi FIFA menanyakan kabar itu,’’ ucapnya.
Adapun menurut anggota Exco PSSI Refrizal, rencananya pekan ini akan ada rapat Exco khusus membahas KLB dan agenda PSSI lainnya. ’’Kami ingin secepatnya ya. Sebab, tanggung kalau rapat tidak ada surat dari FIFA. Biar sekalian semuanya,’’ paparnya.
Sementara itu, beberapa voters mulai gusar dengan KLB yang terus tertunda. PSM Makassar salah satu yang sangat geregetan melihat sikap PSSI. CEO PSM Munafri Arifuddin mengatakan, kompetisi Liga 1 berantakan dan tidak ada kejelasan hingga saat ini tidak lepas dari PSSI yang tidak tegas soal KLB.
Sebab, menurutnya sebuah kompetisi yang baik berawal dari organisasi sepak bola yang baik. Artinya, Liga 1 tidak mungkin akan sempurna apabila hingga saat ini PSSI tidak punya pimpinan. PSSI masih diurus orang-orang yang sudah tidak dipercaya oleh voters. ’’Induknya harus dibenahi dulu, kalau induknya sehat, ke bawah jauh lebih baik untuk ditata pelan-pelan,’’ paparnya.
Dia malu ketika ditanya pengurus federasi sepak bola negara lain tentang siapa ketua umum PSSI saat ini. Malu karena PSSI sudah tidak dihormati lagi di mata dunia. Timnas Indonesia juga berantakan karena induk organisasinya tidak serius. ’’Harus ada orang yang rela mengorbankan tenaga dan pikirannya untuk PSSI baik ke depan. Kalau bisa sekarang deh secepatnya, bulan Mei ini KLB,’’ harapnya.
Senada dengan Manajer Bhayangkara FC AKBP Sumardji. Dia mengatakan bahwa KLB diharap bisa secepatnya dilaksanakan untuk memastikan status dari ketua umum PSSI. ’’Itu juga terkait dengan liga ya, bagaimana semua bisa berjalan nantinya,’’ katanya.
Dia menambahkan, memang tidak harus sebelum kickoff Liga 1. Tapi, yang jelas KLB memang tidak perlu ditunda-tunda lagi. ’’Butuh persiapan memang, mulai dari pendaftaran calon ketua umum, penjaringan. Hanya soal momen waktu saja ini,’’ ucapnya. (rid/ham)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: