bontangpost.id – Tahun akademik 2020 memang beda. Khususnya di Bontang. Pandemi melanda. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sedianya digelar di kelas, kini digeser ke rumah. Jadilah, tahun ini dimulai dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sepenuhnya. Supaya aman. Agar penularan Covid-19 di sekolah dapat dicegah.
Namun diingat. PJJ tak mudah. Ada tantangannya. Karena melalui jaringan, maka konten pembelajaran harus menarik. Agar anak didik tak bosan. Agar mereka semangat mengikuti pembelajaran. Apalagi untuk murid sekolah dasar (SD). Kalau membosankan, monoton, salah-salah murid tak paham apapun terkait materi yang baru saja dipelajari.
Berangkat dari pemahaman tersebut, SD Negeri (SDN) 013 Bontang Selatan menggelar pelatihan PJJ bagi guru di SDN 013 Bontang Selatan pada Senin, (20/7/2020).
Dalam pelatihan ini, dua materi pokok diajarkan. Yakni metode pembelajaran yang asyik dengan konten menarik, dan pemberian materi yang tidak bikin bingung siswa dan wali murid. Rencananya, pelatihan ini digelar sepekan.
Setelahnya nanti, guru diharap mampu memberikan materi pembelajaran yang asik, menyenangkan. Terpenting, mudah dipahami. Bukan mengajar, terlampau melangit, hingga murid tak paham.
“Harapannya, isi konten menyesuaikan keadaan siswa. Jangan sampai konten sulit dipahami,” terang Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Saparudin seusai membuka pelatihan ini, Senin (20/7/2020) pagi.
Sementara, Kepala SDN 013 Bontang Selatan, Rusmiati Rahayu menuturkan kegiatan ini amat penting. Guru mesti paham betul tantangan mengajar di era pandemi. Sebabnya, mengolah konten yang menarik di era pandemi ini adalah wajib.
“Kami berharap guru sampaikan materi mudah diserap siswa. Juga tidak terlalu memberatkan orangtua di rumah, ” terang Rusmiati.
Selama adanya pandemi ini, ditambahkan Rusmiati, SDN 013 menerapkan dua metode pembelajaran. Dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Untuk daring, media pembelajaran menggunakan aplikasi pesan instan WhatsApp (WA). WA dinilai praktis, fiturnya lengkap, dan mudah digunakan. Sedangkan luring, seperti biasa, dengan media tulis biasa.
Luring diadakan karena tak semua murid memiliki perangkat yang kompatibel untuk belajar daring. Untuk di SDN 013, bila di rata-rata, per kelas setidaknya ada 3 murid tak bisa daring. Sebabnya guru bakal memberikan tugas seperti biasa, wali murid lantas mengambilnya langsung ke sekolah. Pun mengembalikannya lagi bila tugas rampung dikerjakan. Metode luring ini biasa diterapkan 3 kali saban pekan. Tidak tiap hari.
“Orang tua bisa mengambil soal ke sekolah, namun tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post