KPK Fokus pada Dokumen 2015-2018, Penggeledahan di Samarinda dan Tenggarong Terus Berlanjut

Petugas KPK keluar membawa koper yang diduga berisi dokumen dari DPMTSP Kaltim. (Foto: Dwi Restu/KP)

BONTANGPOST.ID, Bontang – Suasana malam di Jl Gunung Belah, Tenggarong, mendadak berbeda pada Rabu, 25 September 2024. Kehadiran tiga mobil yang berhenti di depan sebuah rumah membuat penduduk sekitar keluar dari rumah-rumah mereka. Mata-mata penuh penasaran mengintip dari balik jendela dan trotoar.

Delapan petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ditemani sejumlah polisi, dengan sigap memasuki rumah seorang politikus berinisial R.

Sejak pukul 20.30 hingga lebih dari satu jam kemudian, aktivitas di dalam rumah tersebut seolah menjadi pusat perhatian, meskipun tidak ada yang benar-benar tahu apa yang sedang terjadi.

“Kami hanya menonton dari pinggir jalan. Tidak tahu pasti terkait apa,” ungkap seorang warga yang menyaksikan kejadian malam itu.

Penggeledahan ini bukan peristiwa terisolasi. Sejak Sabtu, 21 September 2024, KPK sudah aktif bergerak di Kalimantan Timur. Dari Samarinda hingga Tenggarong, dari rumah pribadi hingga kantor pemerintah, serangkaian tindakan pengumpulan bukti dilakukan dengan saksama.

Langkah ini dianggap menjadi bagian dari investigasi besar-besaran yang mulai menguak kasus dugaan korupsi yang melibatkan dokumen-dokumen penting dari tahun 2015 hingga 2018—masa pemerintahan Awang Faroek Ishak sebagai Gubernur Kalimantan Timur.

Rangkaian Penggeledahan, Samarinda hingga Tenggarong

Penggeledahan di rumah politikus berinisial R hanyalah satu dari sekian banyak aksi KPK yang terekam dalam beberapa hari terakhir. Rabu siang di hari yang sama, petugas KPK terlihat memasuki dua kantor strategis di Samarinda: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim serta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim.

Kegiatan ini dilaporkan berlangsung hampir sepanjang hari, menggali informasi terkait data yang disinyalir dapat menguatkan kasus yang tengah diusut.

Bambang Arwanto, kepala Dinas ESDM Kaltim, turut mengonfirmasi kedatangan KPK ke kantornya. Ia menjelaskan bahwa kehadiran mereka terkait dengan pencarian data yang merentang antara tahun 2015 hingga 2018.

Meski dirinya tidak secara langsung terlibat dalam keseluruhan proses penggeledahan karena sedang menghadiri pelantikan Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kukar, Bambang menyebutkan bahwa koordinasi KPK berfokus pada dokumen penting yang disinyalir menyimpan bukti-bukti kuat.

“Kemarin ada teman-teman dari KPK datang ke Dinas ESDM Kaltim. Mereka sebenarnya datang untuk koordinasi mengenai data-data di tahun 2015-2018. Saya tidak mengikuti dari awal karena sedang pelantikan, tapi pada saat akhir mereka masih melakukan pencarian data tersebut,” ungkap Bambang.

Penggeledahan ini juga menjalar ke rumah mantan Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak. Nama Awang seolah tidak bisa dilepaskan dari jejak penyelidikan KPK yang kini fokus pada data era kepemimpinannya. Tahun 2015-2018, yang merupakan masa jabatannya, menjadi titik pusat dari penyelidikan KPK kali ini.

Teka-teki Kasus, Masyarakat Menanti Jawaban

Tindakan penggeledahan yang dilakukan KPK di beberapa titik strategis di Kalimantan Timur telah memunculkan beragam spekulasi. Namun, hingga kini, KPK masih enggan membuka detail kasus yang sedang mereka selidiki.

Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, dalam keterangannya hanya menyebutkan bahwa operasi ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti-bukti kuat dalam rangkaian penyelidikan yang telah dimulai sejak beberapa hari lalu.

“Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari Sabtu (21/9/2024) dan masih berlangsung. Sudah ada beberapa tersangka, tapi nanti jelasnya kita tunggu rilis resminya,” kata Tessa. (*)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version