SAMARINDA – Dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim akan memaksimalkan peran Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Penyelenggara pemilu tersebut akan membuka forum warga di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan.
Komisioner KPU Kaltim, Mohammad Syamsul Hadi menjelaskan, setiap PPS memiliki tiga orang anggota. Sedangkan di seluruh desa/kelurahan, terdapat 1.038 PPS. Maka secara keseluruhan ada 3.114 anggota PPS yang miliki KPU.
Sedangkan di seluruh kecamatan, ada 103 PPK. Di setiap PPK, ada lima orang anggota. Jika dikalkulasi, terdapat 515 anggota PPK yang jadi penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan.
“Di desa/kelurahan dan kecamatan itu ada forum yang melibatkan warga. Setiap minggu ada sosialisasi pemilu. Di forum itu, kadang ada 20 sampai 25 orang warga yang ikut,” ungkap Syamsul, Kamis (15/3) kemarin.
Kegiatan tersebut akan terus dilaksanakan sampai pertengahan bulan Juni. Artinya, masih tersisa 12 pekan forum warga yang akan terselenggara. Baik oleh PPK dan PPS maupun kegiatan yang diprakarsai pemerintah desa dan kecamatan.
“Misalnya setiap forum warga ada 20 orang yang ikut. Maka setiap minggu forum warga sudah menjangkau 62.280 pemilih. Kan masih ada 12 minggu itu, kalau forum warga rutin dilaksanakan, sebanyak 747.360 jiwa yang dijangkau dalam sosialisasi di forum warga,” ujarnya.
Diperkirakan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim, terdapat 2,5 juta jiwa Daftar Pemilih Tetap (DPT). Jika PPS dan PPK lewat forum warga dapat menjangkau 747.360 jiwa untuk berpartisipasi dalam pilgub, maka kegiatan KPU lainnya akan mendukungnya. Hingga seluruh pemilih tergugah kesadarannya untuk menggunakan hak pilihnya di pilgub.
“Itu kan belum terhitung di pencocokan dan penelitian (coklit) kemarin. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) melakukan coklit di setiap rumah. Sambil coklit, mereka beritahukan warga supaya ikut memilih di pilgub,” katanya.
Syamsul mengaku, meski KPU belum mengetahui jumlah pemilih yang sudah paham pilgub, tetapi setiap kegiatan sosialisasi sudah dievaluasi. Contohnya, kegiatan sosialisasi yang belum dilaksanakan di 2017, akan diselenggarakan di 2018.
“Kami juga akan melaksanakan debat publik, sosialisasi di koran, media sosial, televisi, pamflet, dan alat peraga kampanye. Sehingga di bulan Juni nanti, 100 persen masyarakat sudah mengetahui semua pasangan calon, nomor urut, sampai cara memilih yang benar,” tandasnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: