SANGATTA – Keberadaan taman bermain bagi anak di Kutim masih cukup memprihatinkan. Pasalnya, dari 18 kecamatan di Kutim, hanya di daerah perkotaan Sangatta saja yang memiliki taman bermain, itupun jumlahnya terbatas.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutim Aisyah menyikapi minimnya fasilitas bermain bagi anak.
“Semua kecamatan di daerah pelosok tidak memiliki taman bermain. Ini sangat memprihatinkan bagi kami. Padahal setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan ruang bermain yang baik dan bagus,” katanya kepada Sangatta Post, belum lama ini.
Di wilayah Sangatta sendiri, sambungnya, baru ada dua lokasi yang bisa jadi tempat bermain anak. Pertama areal taman Swarga Bara. Kedua Taman Bersemi Sangatta. Namun taman ini masih banyak kekurangan wahana bermain.
“Seharusnya, di Taman Bersemi disediakan areal khusus bermain anak. Mulai dari ayunan, prosotan, dan sebagainnya harus dibangun. Tapi kenyataannya baru beberapa saja yang ada,” tukasnya.
Menurutnya, idealnya setiap kecamatan harus memiliki taman bermain anak. Karena itu penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Di tempat tersebut setiap anak bisa mengekpersikan dirinya, seperti berolahraga.
“Ke depan kami punya keinginan bahwa setiap kecamatan harus memiliki taman bermain. Secara bertahap kami akan mengusulkan anggarannya. Selain itu, kami akan membicarakan ini dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah Kutim,” katanya.
Meski begitu, Aisyah memahami untuk membangun taman bermain di setiap kecamatan hingga ke desa-desa terbilang cukup sulit. Mengingat saat ini anggaran yang dimiliki Pemkab Kutim sangat terbatas.
Apalagi APBD 2017 sebagian di antaranya habis untuk membayar utang proyek pembangunan pemerintah di 2016 lalu. Kendati demikian, Aisyah tetap berharap pemerintah dapat memberikan perhatian tersendiri bagi kebutuhan sarana dan prasarana bermain anak.
“Memberikan ruang berekpresi bagi anak itu sangat dibutuhkan. Dari situ anak bisa terhindar dari kenalakan remaja, penyalahgunaan obat terlarang, dan pergaulan bebas,” ucapnya.
Dia menyebut, maraknya kasus remaja sekarang tidak terlepas dari minimnya perhatian para orang tua dan pemerintah. Ditambah lagi karena minimnya sarana dan prasarana untuk bermain anak. Sehingga keberadaan taman bermain yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas akan memberikan ruang positif bagi anak.
“Makanya kami sangat berharap, ke depan pemerintah bisa lebih serius lagi memperhatikan setiap kebutuhan anak. Kalau hanya mengandalkan kami, tentu sulit, karena anggaran yang kami miliki cukup terbatas,” tandasnya. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post