BONTANG – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bontang memperpanjang masa penutupan kunjungan. Praktis, keluarga yang ingin menjenguk, terutama saat lebaran nanti harus mengurungkan niatnya. Hal ini imbas pandemi Covid-19 yang belum berakhir di Kota Taman.
Kepala Lapas Kelas IIA Bontang, Ronny Widiyatmoko melalui Kasi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Binadik) Lapas IIA Bontang, Riza Mardani menegaskan selama lebaran, kunjungan tetap ditiadakan. Hal ini berlaku sejak 20 Maret lalu.
“Kunjungan masih via online,” ungkapnya.
Ditambahkan Kasi Registrasi Aris Wibowo, melihat kemungkinan akan ramainya kerabat warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang akan berkomunikasi melalui via daring, pihaknya akan menambah perangkat komputer yang digunakan untuk bersilaturahmi. Disebutkan, saat ini sudah ada 3 perangkat komputer yang spesifikasinya mendukung tatap muka online atau tersambung internet.
“Kalau pusat tidak memperbolehkan kunjungan (tatap muka), maka akan ditambah (perangkat komputer), diperkirakan tambah 2 sampai 3 (unit),” paparnya.
Bagi sanak saudara maupun teman yang ingin melakukan kunjungan daring ini, syaratnya perlu mendaftar terlebih dahulu dengan menghubungi nomor telepon yang pihaknya sediakan. Kemudian, diwajibkan mengisi biodata, mencantumkan nomor KTP, hingga nama yang ingin dikunjungi. Durasi kunjungan sama seperti biasa, hanya 15 menit.
“Kami yang telepon keluarga, keluarga hanya sms saja, baru didaftar. Kalau yang di luar telepon takutnya bertabrakan,” ucapnya.
Untuk pengantaran makan dari pihak keluarga tetap diperbolehkan. Namun, melalui protap kesehatan yang ketat. Lapas Kelas IIA Bontang menyediakan bilik sterilisasi dan tempat pencucian tangan yang dilengkapi sabun. Pengantar hanya bisa mengantarkan sampai depan ruangan yang telah disediakan. Sementara untuk pembungkus makanan harus menggunakan plastik bening dan diminta lebih tebal. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post