Pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) memang bukan wacana lagi. Namun ada sejumlah pekerjaan yang dilewati agar pemindahan itu benar-benar terlaksana.
Mulai pekerjaan teknis hingga regulasi yang memayunginya. Yakni, UU tentang Ibu Kota Baru. RUU Ibu Kota Baru itu sudah disiapkan pemerintah tapi belum pernah dibahas oleh legislatif. Di sisi lain, para anggota DPR malah memikirkan landmarkatau ikon dari ibu kota baru yang terdiri atas Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar) itu.
Hetifah Sjaifudian, anggota DPR dari dapil Kaltim mengaku bahwa kini dirinya dengan sejumlah pihak sudah menjaring sejumlah ide dan gagaran dari sejumlah tokoh di Benua Etam tentang landmark ibu kota baru. “(Landmark, red) harus memadukan kearifan lokal, unik dan bisa dikenalkan pada dunia internasional,” kata Hetifah sebagaimana dilansir Kaltim Post (induk Bontangpost.id).
Menurut Hetifah untuk landmark itu perlu disayembarakan. Saat memang sudah ada beberapa alternatif dari ikon dari ibu kota baru. Di antaranya Tugu Belawing, Prasasti Yupa, Burung Enggang, dan Ungun Tau.
Tugu Belawing adalah simbol perdamaian, kemenangan, dan kemegahan. Prasasti Yupa merupakan simbol pengorbanan, perdamaian, dan babak awal sejarah. Burung Enggang adalah penghubung dunia atas langit dengan dunia atas bumi. Burung Enggang juga menjadi simbol kebajikan dan kebaikan.
Simbol lain adalah guci atau antang atau tajau yang merupakan simbol kesejahteraan, kemakmuran, dan eksistensi suatu kelompok. “Sedangkan Ungun Tau adalah tiang yang selalu ada di depan rumah panjang sebagai penunjuk waktu, ketepatan, dan kesatuan,” sebutnya.
Lebih jauh Hetifah menuturkan, untuk tata ruang dan konstruksi bangunan di ibu kota baru harus mencerminkan tetap mempertahankan kearifan lokal. Yang nota bene mencitrakan daerah PPU dan Kukar.
“Saya berharap konsep perkotaan yang baru tidak hanya sekadar garden city, tapi juga forest city yang dituangkan secara detail. Jadi, masyarakat yang tinggal di sana tetap merasakan bahwa Kalimantan yang asli dengan pembangunan yang terencana,” imbuhnya.
Maka, diharapkan, ikon ibu kota yang baru nanti juga mengandung unsur hutan, sungai, dan biodiversitinya. Jika Jakarta punya Monumen Nasional (Monas), maka Kaltim juga harus punya landmark yang bisa dibanggakan. Suatu kota disebutnya memang penting memiliki landmark, tapi tidak harus mewah dan memakan biaya besar. “Ikon kota nanti akan menjadi satu kesatuan dengan perencanaan tata ruang dan bangunan,” ungkapnya. (jpc)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post