LIVERPOOL – Anfield tidak pernah memberikan kekecewaan bagi Liverpool. Di segala ajang, klub berjuluk The Reds tersebut bahkan sudah 11 bulan terakhir tidak ternoda saat bermain di depan publiknya sendiri. Stoke City menjadi klub terakhir yang bisa berpesta di sana.
Itu terjadi saat leg kedua semifinal Piala Liga di musim lalu. Dalam 2 x 45 menit, Stoke sukses membekap Liverpool 0-1. Dengan agregat 1-1, Liverpool memenangi duel itu dengan skor 6-5 adu penalti. Meski demikian, tetap saja kekalahan saat waktu normal itu jadi pengganggu rekor Juergen Klopp di Anfield.
Nah dini hari nanti WIB Stoke kembali datang ke Anfield. Akankah kesialan di 11 bulan lalu itu kembali terulang? Dalam pre match conference-nya di Melwood, kemarin WIB (26/12), Klopp pun tidak ingin meremehkan The Potters – julukan Stoke. ”Menurut saya, Stoke itu levelnya antara Everton dan Manchester City,” sebut Klopp.
Potensi kejutan Stoke yang membuat Klopp menepikan segala kelebihan dari anak asuhnya. Stoke di posisi ke-11 atau 9 strip di bawah Jordan Henderson dkk. Dalam away pun hanya 25 persen kans Stoke untuk mengakhiri laga dengan kemenangan. Stoke juga tidak pernah bisa menang lawan klub top five Premier League.
”Tidak penting membahas kapan mereka mengalahkan kami, juga tidak penting di saat ini membahas soal histori. Ini saatnya membahas laga itu sendiri. Semuanya sedang on fire, kami masih dalam track, ini bekal yang bagus. Stoke pun juga begitu. Laga yang sangat-sangat penting. Saya tidak sabar menantinya,” lanjut Klopp dikutip Mirror.
Selain menghindari kerikil dari Stoke, menang di pekan ke-18 ini mampu menjaga Liverpool dalam jalur persaingan top two dengan Chelsea. Jangan perhatikan Stoke yang paling jeblok kedua pertahanannya dari 11 klub teratas. Stoke sudah kebobolan 24 gol di 17 pekan.
Yang harus dipikirkan Klopp adalah bagaimana mempertahankan konsistensi klub saat tanpa diperkuat Philippe Coutinho. Ya, meski sudah berlatih kembali, Klopp enggan memaksakan Coutinho tampil pasca cedera engkel. Tanpa Coutinho, Liverpool di dalam dua laga terakhir sudah membaik. Dua kali menang, mencetak lima gol dan cleansheet.
Satu hal yang harus dimanfaatkan Liverpool adalah, maksimalkan serangan sayap. Pasalnya, Ryan Shawcross dkk termasuk lemah bertahan dari serangan sisi sayap. Sayap kiri khususnya. Squawka mencatat, tujuh dari 24 gol yang masuk ke gawang Stoke dapat terjadi dari serangan ke sisi sebelah kanan pertahanan Stoke.
Posisi tersebut dikawal Erik Pieters dan Bruno Martins-Indi. Sadio Mane yang ada di sayap kanan bakal memberi ancaman bagi Stoke. Di Premier League, Mane mencatat 8 gol dan lima kali assist. ”Atmosfer bakal membantu. Setelah tanggal 26 (Setelah Natal) saya berharap fans kami bergairah lagi. Hari-hari yang penuh makanan enak, dan dalam mood terbaik untuk laga ini,” tutur Klopp.
Memenangi laga ini bisa jadi tabungan bagi Liverpool yang tidak pernah mencatat hasil 100 persen menang di Boxing Day. Lima musim terakhir, rata-rata 66,6 persennya mereka memenangi laga. Sisanya kalau tidak imbang ya kalah. Jika Liverpool tidak akan diperkuat Coutinho, Stoke kehilangan winger-nya Marko Arnautovic yang absen karena akumulasi kartu.
Kepada Stoke Sentinel, Hughes menyebut timnya tidak gentar dengan performa di Premier League musim ini yang dilakukan Liverpool. ”Kami mempunyai memori bagus di sana. Saya rasa, kami tidak perlu demam panggung,” koar pelatih yang berlum pernah memenangi satu laga pun di Anfield sejak menjadi pelatih itu. (ren/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: