SAMARINDA – Perdebatan logo anyar Samarinda sempat tumpah ruah di pelbagai jejaring sosial. Simbol huruf A, M, A dalam kata Samarinda disebut-sebut menjiplak karya desainer visual asal Negeri Paman Sam, George Bokhua.
Citiasia, konsultan program Smart City untuk Samarinda yang menyusun logo tersebut akhirnya buka suara. Menurut mereka, logo itu murni dibentuk Citiasia sebagai pintu masuk memasarkan Samarinda sebagai kota cerdas.
“Jangan hanya lihat dari logonya saja, ada tahapan yang ditempuh. Logo itu bukan output. Itu masih konten awal untuk branding Smart City di Samarinda,” ucap Farid Subkhan, CEO Citiasia dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Juanda, Air Putih, Samarinda Ulu, Jumat (1/2).
Logo itu, lanjut Farid, dibuat Citiasia melewati proses yang panjang. Dari pencarian literasi Samarinda untuk menilik publik, kekuatan daerah, dan seperti apa pangsa pasar yang disasar untuk mempromosikan Smart City yang diusung Samarinda. Serta, memahami konten, konteks hingga infrastruktur yang tersedia.
Aksara M dari Jembatan Mahakam dan simbol melengkung dari kubah Masjid Shiratal Mustaqiem di Kompleks Islamic Center menjadi dasar untuk menyusun logo tersebut agar penanda ibu kota Kaltim ini bisa dikenali dengan mudah. “Logo A, M, dan A yang menyambung itu hanya simbol. Ciri khas Samarinda dalam Smart City untuk bisa dipasarkan,” sebutnya
Tentang kesamaan gagasan, Farid mengelak jika Citiasia disebut menjiplak. Menurut dia, di beberapa negara lain ada saja konsep menyusun simbol yang berujung serupa. Dia mencontohkan logo Sinar Mas dan AIRBUS yang memiliki simbol lingkaran yang sama, hanya warna yang membedakan. Begitu pula, dua televisi swasta di Amerika Serikat, NBC dan Nebraska ETV Network. “Kami tidak ada niatan sejak awal mencontoh logo yang serupa dengan buatan George Bokhua itu. Tahu dia saja, ketika logo ini berpolemik,” tegasnya.
Semula, Citiasia menyusun sembilan logo. Setelah diverifikasi pemkot, logo itu menyusut tersisa empat dan akhirnya logo yang dianggap menjiplak itulah yang dipilih Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang sebagai branding Smart City Samarinda.
Logo itu, tutur Farid, hanya bagian kecil karena kerja sama Citiasia dengan pemkot senilai Rp 600 juta itu termasuk kajian akademis, rencana induk Smart City Samarinda yang menuangkan rancangan infrastruktur dan sistem pendukung, hingga cara memasarkan program tersebut. “Jadi komplet tugas kami, tak hanya logo itu saja,” tutupnya. (*/ryu/rsh/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: