SAMARINDA – Kelangkaan LPG tabung 3 kilogram rupanya memunculkan beragam spekulasi di masyarakat. Salah satunya yaitu rumor bakal digantikannya tabung 3 kilogram menjadi tabung 5,5 kilogram. Namun begitu rumor ini dibantah oleh PT Pertamina. Tabung 3 kilogram yang akrab disebut LPG melon akan tetap didistribusikan oleh perusahaan pelat merah ini.
“Bright Gas 5,5 kilogram hanya produk terbaru dari LPG. Jadi LPG 3 kilogram masih tetap didistribusikan,” kata Irene, perwakilan PT Pertamina saat dihubungi Metro Samarinda melalui halaman resmi PT Pertamina, Jumat (7/9) kemarin.
Terkait kelangkaan LPG melon yang terjadi di beberapa daerah di Kaltim, Irene menyatakan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut. Informasi kelangkaan ini menurutnya akan dijadikan bahan perbaikan ke depan. Dalam hal ini, dia meminta masyarakat dapat melakukan pengecekan dengan pembelian ke agen resmi atau pangkalan resmi LPG Pertamina
“Apabila adanya kelangkaan di tingkat agen atau pangkalan resmi, mohon dibantu dengan menginformasikan nama agen atau pangkalan beserta lokasinya,” tambah Irene. Informasi ini dapat disampaikan dengan menyertakan identitas jelas melalui email PT Pertamina di [email protected].
Dalam beberapa hari terakhir, LPG melon sulit untuk didapatkan di beberapa daerah di Kaltim. Termasuk di Kota Tepian, banyak warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan LPG melon belakangan ini.
Kelangkaan ini membuat harga LPG melon mengalami kenaikan dari HET yang telah ditetapkan sesuai SK Wali Kota Samarinda yaitu Rp 16 ribu. Kenaikan harganyanya mencapai Rp 23 ribu sampai Rp 25 ribu. Bahkan dari pantauan media ini, ada yang menjual dengan harga di atas Rp 30 ribu.
“Padahal Kaltim ini daerah penghasil migas, tapi kenapa Kaltim ini juga mengalami kelangkaan BBM,” keluh salah seorang warga.
Meski Pertamina sudah bertindak melalui operasi pasar terbatas, pemkot masih mempertanyakan langkah-langkah yang diambil Pertamina. Dalam hal ini pemkot melalui instansi terkait bakal turun ke lapangan untuk melihat apakah solusi pertamina itu sudah efektif terhadap masyarakat. Pasalnya keberadaan LPG melon erat kaitannya dengan ekonomi kerakyatan.
Sebelumnya, Irto Ginting selaku manager Mobgas MOR 6 Balikpapan menjelaskan, PT Pertamina sudah memasang peringatan berupa sablon bertuliskan “hanya untuk masyarakat miskin” pada tabung LPG melon. Menurutnya, hal ini bertujuan mencegah pihak-pihak di luar kategori tersebut menggunakan LPG melon yang merupakan produk bersubsidi.
Dalam hal mekanisme ketersediaan LPG melon, Pertamina memiliki Sistem Monitoring Penyaluran LPG 3 Kilogram atau disingkat Simolek. Sistem ini bertujuan memantau jalannya distribusi LPG melon agar tepat sasaran. Mulai dari agen resmi hingga ke seluruh pangkalan di bawah agen.
“Terkait kuota memang ada batasan dari pemerintah pusat. Kami siap support pemerintah daerah agar LPG bersubsidi ini tepat sasaran,” ujar Irto. Dia menambahkan, apabila ada indikasi penyelewengan LPG bersubsidi, masyarakat dapat langsung melapor ke kepolisian dan pemerintah daerah setempat. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: