Mahasiswa 18 Tahun Tewas Terjebak Kebakaran di Tenggarong, Puluhan Rumah Hangus

: Kebakaran di Loa Ipuh Tenggarong merenggut nyawa seorang mahasiswa (inset).

bontangpost.id – Dini hari yang gelap dan sepi di Gang Kita Jua, Jalan Gunung Belah, RT 73, Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, tiba-tiba dipecah oleh teriakan panik, “Kebakaran! Kebakaran!”

Kamis, 5 September 2024, pukul 03.20, kobaran api besar tampak menjalar dari salah satu rumah bertingkat yang kosong, milik almarhum H Celung.

Warga yang masih terlelap terbangun dalam keadaan kacau, berlari keluar rumah, berusaha menyelamatkan diri dan barang-barang yang masih bisa diambil.

Langit malam yang semula hanya dihiasi oleh cahaya bintang, berubah menjadi merah menyala. Asap hitam tebal membubung ke angkasa, membawa bau kayu terbakar yang menyengat.

Api melahap rumah-rumah kayu yang berdempetan di kawasan permukiman padat ini dengan ganas, seolah menolak untuk berhenti sebelum menghabiskan semuanya. Teriakan putus asa terdengar di antara kepulan asap dan deru api yang semakin membesar.

Reja Darmawan, Ketua RT setempat yang pertama kali melihat kobaran api, segera berlari keluar sambil berteriak memberi peringatan kepada warga.

“Cepat keluar! Cepat keluar!” Suasana kacau saat warga berhamburan keluar dari rumah mereka, membawa apapun yang bisa mereka selamatkan. Namun, bagi sebagian orang, kecepatan api jauh lebih ganas daripada usaha mereka.

Salah satu korban kebakaran yang menjadi perhatian utama adalah Davi Nur Hidayat, seorang mahasiswa berusia 18 tahun asal Muara Wis.

Pada saat api mulai berkobar, Davi tengah berada sendirian di dalam kosnya. Saat kobaran api dengan cepat menyebar ke seluruh kawasan, Davi terjebak tanpa jalan keluar.

Pagi harinya, tim evakuasi menemukan jasadnya yang telah hangus dalam posisi terlentang, menambah duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar.

Di balik teriakan panik dan usaha penyelamatan, pemadam kebakaran dari Disdamkarmatan Kukar bekerja keras melawan si jago merah yang terus merajalela.

Tujuh unit mobil pemadam dikerahkan ke lokasi, tetapi medan yang sempit dan struktur bangunan yang terbuat dari kayu membuat proses pemadaman sangat sulit.

Suhu yang ekstrem dari api bahkan melukai salah satu petugas pemadam, tetapi mereka terus bertahan hingga api berhasil dijinakkan sekitar pukul 05.15.

Pagi hari, yang tersisa dari Gang Kita Jua hanyalah puing-puing hitam yang masih mengepulkan asap. Deretan rumah kayu yang dulunya berdiri rapat kini rata dengan tanah, berubah menjadi reruntuhan yang tak dapat dikenali lagi.

Sepuluh rumah habis dilalap api, membuat sepuluh kepala keluarga kehilangan tempat tinggal mereka. Dari rumah-rumah itu, hanya tersisa rangka-rangka atap dan potongan kayu yang hitam legam, sisa dari kekuatan api yang begitu brutal.

Kerugian material akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai Rp 1 miliar. Namun, kerugian yang paling mendalam tidak bisa diukur dengan angka.

Kematian Davi Nur Hidayat membawa luka tak tersembuhkan bagi keluarganya dan menjadi simbol tragis dari bencana yang melanda kawasan ini.

Warga setempat menyadari betapa cepatnya bencana seperti ini bisa menghancurkan segalanya, terutama di kawasan padat penduduk dengan rumah-rumah kayu yang rapuh.

Sampai berita ini diturunkan, aparat dari Polres Kutai Kartanegara masih melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab pasti kebakaran. Dugaan awal menunjukkan korsleting listrik sebagai pemicu, tetapi penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung.

Setiap potongan kayu dan sisa-sisa bangunan diperiksa dengan cermat, sementara warga yang kehilangan rumah mulai mencari tempat tinggal sementara, berharap ada bantuan yang akan datang untuk membangun kembali kehidupan mereka.

Tragedi ini tak hanya meninggalkan jejak fisik berupa reruntuhan bangunan, tetapi juga luka emosional yang mendalam bagi para korban. Di tengah reruntuhan yang tersisa, warga harus merencanakan bagaimana mereka akan bangkit dari kehancuran ini.

Bagi keluarga Davi, duka mereka kini ditambah dengan kehilangan masa depan seorang pemuda yang seharusnya memiliki banyak impian. Di sisi lain, peristiwa ini juga menjadi peringatan keras bagi kawasan-kawasan serupa di Tenggarong, bahwa ancaman kebakaran selalu ada, mengintai di balik kelemahan sistem listrik yang tak terawat. (qi)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version