bontangpost.id – Ada kejadian kurang mengenakkan kala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Bontang menjalankan tugas di dua rukun tetangga (RT) yang dilanda kebakaran besar. Yakni RT 15 dan RT 33 Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, Rabu (12/8/2020) dini hari. Sempat terjadi adu mulut antara petugas dan warga karena mobil pemadam asal disetir warga.
Kejadian bermula kala tim pemadam kebakaran tiba di lokasi sekira pukul 03.20 Wita. Tak berselang lama usai telepon warga diterima, yakni pukul 03.05 Wita. Di kloter pertama, ada dua armada kebakaran diterjunkan. Dengan puluhan personel Satria Biru yang ikut mengiringi.
Kedua mobil kebakaran diparkir di badan jalan. Tepat di gang utama musibah kebakaran belangsung. Petugas mengeluarkan seluruh peralatan dari mobil. Selang ditarik mendekat ke titik-titik api.
Di sela tugas ekstra dan berbahaya itu, ada warga yang nekat mengemudikan sendiri armada kebakaran yang sengaja diparkir itu. Dikemudikan, dan diarahkan agar lebih dekat dengan rumahnya. Agar pemadam lebih dulu memadamkan api yang berkobar di sana.
“Mobil mau asal dibawa warga. Sudah sempat bergerak (Mobil, red) tapi saya minta warga turun. Saya bilang, saya yang bertanggungjawab,” beber Kabid Operasional Disdamkartan Bontang, Akhmad Rivani kala disambangi di kantornya, Rabu (12/8/2020) pagi.
Kata Rivani, tindakan itu sangat menganggu kerja Tim Satria Biru — julukan Disdamkartan. Walhasil, sempat terjadi sedikit adu mulut antara petugas pemadam kebakaran dan warga setempat.
Di samping itu, lanjutnya, tindakan itu amat berbahaya, dan sangat tak pantas ditiru. Pasalnya, petugas bekerja bersasarkan prosedur operasi standar. Tidak sembarangan asal memadamkan. Ada ilmunya karena ini pekerjaan yang riskan dan miliki potensi kecelakaan bahkan bisa menggantungkan nyawa. Pun yang harus dipahami, petugas tidak sekadar memadamkan api yang kadung berkobar. Pun harus memastikan agar api tidak menjalar lebih luas.
“Kita lihat medannya, permukiman padat penduduk, rumah-rumah juga didominasi kayu. Kami mesti pastikan api tidak meluas. Dan untungnya berhasil,” kata Rivani.
Rivani dan personel Disdamkartan lain mafhum bila warga panik. Minta rumahnya dipadamkan lebih dulu, dan serentetan alasan lainnya. Namun ketika sudah di lokasi kejadian, terlebih api sudah membara seperti itu, mestinya warga mempercayakan tugas ini kepada petugas. Alih-alih mengatur kerja mereka.
“Ini kan risikonya tinggi. Makanya ketika kebakaran, warga sebisa mungkin mejauh. Biar petugas yang maju,” ujarnya.
Dalam kebakaran ini, Disdamkartan Bontang menerjunkan empat armada kebakaran. Berikut 40-an personel. Api Berhasi dijinakkan sekitar pukul 05.10 Wita. Atau 2 jam usai pemadam kebakaran tiba di lokasi.
“Ada tim lain juga membantu kami saat di lokasi. Kami tidak kerja sendiri,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: