MEXICO CITY – Sambutan pemerintah Meksiko terhadap karavan imigran dari Amerika Tengah tak lagi hangat. Saat 2.500 pengungsi dari berbagai negara datang ke perbatasan selatan Meksiko, tentara langsung membuat barisan blokade. Mereka mencegah para pencari suaka itu untuk beristirahat di kota-kota terdekat.
Saat rombongan mencapai perbatasan Kota Huixtla di Negara Bagian Chiapas Senin (25/3), polisi mencegah para imigran itu masuk ke dalam kota.
Mereka hanya dibiarkan terus berjalan di jalur nasional menuju utara. Padahal, mereka harus berjalan saat suhu mencapai 39 derajat Celsius.
”Ini adalah strategi untuk membuat para pengungsi lelah. Sehingga nanti mereka terpecah,” ujar Irineo Mujica dari lembaga kemanusiaan Publo Sin Fronteras kepada Associated Press.
Memang, reaksi dari kota perbatasan itu berbeda jika dibandingkan dengan tahun lalu. Saat gelombang pertama, mereka langsung menampung imigran untuk beristirahat di pusat kota. Pemerintah maupun gereja berebut untuk menyumbang makanan dan kebutuhan dasar bagi mereka.
Perubahan sikap itu dikabarkan datang dari pemerintah pusat. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengeluarkan kebijakan anti-imigran dalam beberapa bulan ini. Salah satunya penghentian visa kemanusiaan untuk para imigran.
Tampaknya, Lopez tak ingin berseteru dengan Presiden AS Donald Trump. ”Meksiko terus memainkan peran yang diinginkan AS. Yakni, menahan gelombang imigran,” ujar Koordinator Working Group on Immigration Policy Melissa Vertiz Hernández kepada New York Times.
Meksiko pun rela mendapat ”buangan” masalah dari AS. Mereka menampung 120 pencari suaka yang dideportasi oleh AS. Februari lalu, mereka juga menampung 1.600 imigran di Negara Bagian Coahuila, utara Meksiko.
Padahal, kondisi imigran di Meksiko juga tak terjamin. Banyak yang jadi korban kejahatan atau bahkan terbunuh. Sebanyak 1.600 orang yang terjebak di Coahuila juga ditampung di gedung bekas pabrik yang tak layak huni.
”Saya tak tahu bagaimana saya bisa bertahan,’’ ujar Yanira, pengungsi asal El Salvador yang sudah sampai di AS, tetapi kembali didepak.
Sebagaimana diberitakan, pengungsi dari berbagai negara Amerika Tengah sengaja membentuk kelompok dalam jumlah besar untuk mencari suaka di Negeri Paman Sam. Jumlah yang besar itu merupakan upaya pertahanan kalau polisi bertindak. Penduduk dari Nikaragua, Kuba, El Salvador, Honduras, dan Guatemala mengaku terpaksa mengungsi karena kondisi ekonomi dan ancaman keamanan. (bil/c6/dos/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post