Melihat Keunikan dan Budaya Masjid di Kutim: At Taubah (2)

TEMPAT TAUBAT: Masjid At Taubah di Pasar Raya, Desa Sangatta Selatan ini dulunya banyak ditempati para pemuda untuk bertaubat.(HERDI JAFFAR/SANGATTA POST)

Ganti Nama karena Banyak Pemuda Bertaubat

Masjid di Pasar Raya, Desa Sangatta Selatan ini dulunya bernama Masjid Raya Sangatta. Setelah banyak pemuda yang bertaubat di rumah Tuhan itu, namanya diganti menjadi At Taubah.

Herdi Jaffar, SANGATTA

Masjid yang dibangun di 1970-an silam ini masih berdiri kokoh sampai saat ini. Kendati sudah direnovasi hingga beberapa kali, di beberapa titik masih memakai gaya arsitektur lama. Salah satunya di bagian ventilasi. Lubang udara itu berbentuk seperti kubah dan di tengah berpola lingkaran berlubang. Hampir keseluruhan plafon berbahan kayu. Ada 6 pilar yang berdiri kokoh di tengah Masjid berukuran 25×25 meter itu. Beberapa jamaah sedang membaca Alquran, ada juga yang berzikir.

Di bagian depan terdapat menara setinggi sekira 15 meter.

Pembangunan Masjid ini salah satunya diprakarsai oleh sesorang yang akrab disapa Almarhum Imam Jeppu Jepu. Imam berdarah Banjar itu dibantu oleh masyarakat sekitar dari berbagai etnis, mulai dari Kutai, Bungis, Jawa, dan lainnya. Proses pembangunan juga cukup panjang, karena menyesuaikan dengan dana yang tersedia.

“Awalnya oleh Almarhum Imam Jeppu Jepu. Kemudian dalam prosesnya dibantu warga sini, bahu membahu membangun Masjid ini,” kata H Idris salah seorang tokoh masyarakat Sangatta Selatan, ditemui di Masjid At Taubah, Senin (5/6) lalu.

Kehadiran masjid tersebut membawa banyak perubahan bagi warga setempat. Bahkan banyak pemuda yang dulunya banyak melakukan hal negatif, justru menjadi aktif di Masjid. Makanya, Masjid tersebut diberi nama At Taubah. Selain itu, nama ini dipilih untuk mengajak para umat bertaubat.

“Dulunya masjid ini bernama Masjid Raya Sangatta, kemudian diganti menjadi At Taubah,” ungkap Idris.

Masji ini pun masih mempertahankan budaya buka bersama para jemaah. Takjil untuk berbuka datang dari warga setempat.

“Setiap Ramadan buka puasa bersama. Yang bawa takjil itu dari warga sini, bergiliran,” terangnya. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version