Menghilangnya Ubur-Ubur Pulau Kakaban, Diduga karena Perubahan Suhu

Para wisatawan asyik menikmati danau ubur-ubur di Pulau Kakaban, Maratua.

bontangpost.id – Beredar di beberapa platform sosial media terkait menghilangnya ubur-ubur yang berada di danau Pulau Kakaban, Maratua. Mengenai hal tersebut, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Kalimantan Timur, Ilyas mengatakan perlu ada kajian untuk memastikan hal itu.

Kajian itu dijelaskannya untuk mengetahui penyebab menghilangkan ubur-ubur dipengaruhi oleh suhu perairan atau penyebab lainnya. “Namun, fenomena seperti ini juga pernah terjadi di beberapa wilayah lainnya. Seperti di Danau Lemakana Raja Ampat pada tahun 2019, akibat suhu air meningkat 2,5 derajat celcius,” katanya kepada Berau Post.

Dari kejadian itu, diketahui hilangnya spesies ubur-ubur ini disebabkan suhu perairan yang meningkat dan menyebabkan beberapa spesies yang ada di danau tersebut menjadi hilang. “Untuk yang berada di Pulau Kakaban saya belum tahu pasti. Kami lakukan beberapa kajian terlebih dahulu penyebab pastinya menghilangnya spesies ubur-ubur tersebut,” bebernya.

“Bisa saja akibat suhu air yang meningkat, spesies tersebut mencari tempat yang lebih dingin untuk menyesuaikan suhu tubuh spesies tersebut,” tambahnya. Ia menjabarkan, jika spesies ubur-ubur memiliki kesesuaian suhu. Jika suhu tidak sesuai apa yang diinginkan, maka mereka akan mencari tempat yang suhunya sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Suhu yang dibutuhkan spesies ubur-ubur kisaran 29 hingga 30 derajat Celcius. “Bisa saja spesies ubur-ubur yang berada di danau Pulau Kakaban berada di dasar danau untuk mencari suhu yang sesuai dengan yang diinginkan,” ungkapnya.

“Seperti kasus yang ada di Raja Ampat itu, mereka akan kembali lagi ketika suhunya sudah sesuai,” sambung Ilyas. Dengan adanya fenomena ini, Ilyas mengatakan akan berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait perihal fenomena ini.

“Perlu ada orang yang mengawasi, seperti mengecek perpindahan suhu. Jadi baru bisa mengambil langkah-langkah. Semoga saja fenomena ini disebabkan karena suhu, yang kemungkinan spesies ubur-ubur tersebut berpotensi kembali lagi,” tutupnya. (adm/arp)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version