BONTANG – Lelang proyek pembangunan rumah ibadah harus dievaluasi ulang. Pasalnya, DPRD Bontang menemukan salah satu pembangunan rumah ibadah atau masjid yang tidak tuntas. Seperti keramik dan pengecatan tidak tercantum dalam item lelang.
Hal tersebut terungkap saat Ketua DPRD Bontang Nursalam, serta Komisi III Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak) sidak ke Masjid As-Salam Kelurahan Berbas Pantai.
Ketua DPRD Bontang, Nursalam mengatakan sepengetahuannya, pemerintah telah mengganggarkan untuk pembangunan Masjid As-Salam senilai Rp 2 miliar. Namun ternyata kontraktor mengerjakan dengan nilai Rp 1,7 miliar. Itupun tidak meliputi keramik dan pengecatan.
“Sementara, yang kami ketahui pengerjaan masjid itu tuntas hingga cat, agar bisa difungsikan oleh masyarakat,” jelas Salam, sapaannya saat sidak, Selasa (16/10) lalu.
Salam juga mempertanyakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (Dinas-PUPRK) Bontang, alasan memenangkan kontraktor yang tidak termasuk dengan keramik dan cat. Karena menurutnya lebih baik tidak ada dinding masjid, tetapi ada lantainya agar bisa digunakan ibadah masyarakat. Dibandingkan ada dinding tetapi tidak ada keramik.
“Ke depan, kalau ada lelang pembangunan masjid yang diutamakan lantainya,” pinta dia.
Menambahkan Salam, Ketua Komisi III DPRD Bontang Rustam mengaku harus mengevaluasi sistem lelang proyek pembangunan. Pasalnya, pihaknya tidak ingin terjadi seperti di Masjid As-Salam Berbas Pantai yang tidak tuntas.
“Ini harus kami evaluasi ulang khusus untuk sarana dan prasarana rumah ibadah. Saat lelang harus dicek per item-nya, apakah itu tuntas sampai pengecatan atau tidak,” kata Rustam.
Hal itu juga diamini oleh anggota Komisi III, Rusli. Katanya, saat lelang seharusnya dicek apa saja item-nya. Jangan sampai rumah ibadah dibangun tidak tuntas. Sehingga masyarakat belum bisa memanfaatkan apa yang sudah dibangun pemerintah.
Rusli juga mengingatkan kontraktor agar tidak menggunakan material kualitas rendah. Seperti jendela dan atap baja ringan. “Gunakan kualitas bagus supaya hasilnya lebih bagus dan tidak mudah rusak,” pintanya.
Sementara itu Kasi Tata Bangunan dan Lingkungan Dinas-PUPRK Bontang, Aspul Sani mengatakan saat lelang memang untuk item cat dan keramik tidak disertakan. Di awal, anggaran untuk pembangunan Masjid As-Salam senilai Rp 2,7 miliar. Tetapi saat lelang pagunya menjadi Rp 2 miliar.
Dan kontraktor pemenang melakukan penawaran menjadi Rp 1,7 miliar. Dalam lelang pun dilakukan secara metode keseluruhan, namun keramik dan cat memang ditinggal. “Saat lelang, memang item keramik dan cat tidak dimasukkan,” tandasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post