SANGATTA – Tampaknya modernisasi sudah mulai merontokkan jiwa nasionalisme generasi now. Buktinya, semakin banyak para pemuda yang pikun akan arti dan makna nasionalis.
Parahnya, tak sedikit yang membangkang dan bahkan menghianati empat pilar kebangsaan. Baik Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45.
Seperi halnya mereka yang berpaham komunisme, marxisme, leninisme maupun radikalisme dan lainnya.
Tak ingin terlena dengan perkembangan yang menyesatkan ini, para pejuang rakyat dan pihak yang terkait wajib melawan. Salah satu yang dilakukan ialah menyampaikan empat pilar kebangsaan.
Tidak hanya kepada para pelajar dan mahasiswa, akan tetapi empat pilar ini wajib dikonsumsi semua golongan. Termasuk para orang tua.
“Tak bosan bosannya kami sampaikan empat pilar kepada masyarakat Indonesia temasuk Kutim. Sehingga mereka yang melenceng menjadi lurus, yang ragu diyakinkan dan lemah dikuatkan serta yang kuat dikokohkan,” ujar Mahyuddin.
Memang lanjut anggota MPR-RI itu, saat ini masih cukup banyak yang berkiblat kepada empat pilar. Yakni sekira 75 persen. Hanya 25 persen yang perlu di luruskan.
Meskipun begitu, tak mustahil 75 persen ini akan mengalami krisis keyakinan. Untuk itu perlu terus dibenamkan nilai-nilai empat pilar tersebut.
“Jujur saja, ada yang bisa diyakinkan, ada juga yang tidak. Tetapi kami tidak bosan-bosan menyampaikan empat pilar ini,” ujar Mahyuddin.
Dirinya berharap, tidak hanya MPR-RI saja yang mensosialisasikan langsung empat pilar ini, akan tetapi semua pihak terlibat. Khususnya disematkan kepada para orang tua.
“Orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak. Untuk itu bentengi anak dengan nilai agama dan nasionalisme. Jangan sampai menjurus kepada kesesatan,” katanya.(dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: