bontangpost.id – Tenaga Kesehatan (Nakes) kini tak harus menggunakan baju hazmat lagi ketika bertugas. Ada pilihan lain yang dapat digunakan sebagai alat pelindung diri (APD) yakni gown (gaun).
Jubir Satgas Covid-19 Bontang, Adi Permana menjelaskan, sudah sejak lama nakes di Bontang memakai gown ketika bertugas. Meski gown sudah digunakan, tapi hazmat tidak ditinggalkan. Tetap digunakan.
Perbedaannya, kata Adi, baju hazmat dipakai ketika nakes bersentuhan atau interaksi langsung dengan pasien positif Covid-19. Misal ketika menjemput pasien positif, menyambangi pasien yang isolasi mandiri di rumah, dirawat di rumah sakit, atau di rumah singgah sementara Rusunawa Guntung.
“Tetap dipakai dua-duanya. Mau gown atau hazmat. Sudah lama kami begitu,” kata Adi ketika dikonfirmasi, Kamis (26/8/2021) siang.
Sementara gown digunakan kala nakes bertugas di lapangan. Misal ketika melakukan sosialisasi, menyambangi warga, pelayanan di fasilitas kesehatan, atau ketika melakukan vaksinasi di tengah masyarakat. Seluruh aktivitas ini tak perlu pakai hazmat. Sebab warga yang ditemui bukan pasien positif. Namun tak menutup kemungkinan ada di antara mereka yang positif, makanya nakes tetap wajib memakai APD, kendati itu gown.
“Kalau pasti Covid-19, pakai hazmat. Kalau tidak, boleh pakai gown,” bebernya.
Pria yang juga menjabat Kepala Seksi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Bontang ini bilang, dari sisi harga, kedua jenis APD ini tak jauh beda, meski ia enggan membeber besarannya. Namun untuk gown memang lebih hemat. Sebab bisa digunakan berulang sementara hazmat sekali pakai.
“Paling mendasar ya di situ. Kalau gown bisa dicuci, baru dipakai lagi. Kalau hazmat sekali pakai saja,” tegasnya.
Adapun gown adalah APD serupa jubah atau gaun, yang digunakan untuk menutup sekujur tubuh nakes. Ada beberapa perbedaan antara gown dan baju hazmat. Gown hanya menutupi tubuh nakes mulai leher hingga mata kaki, dan bagian bawahnya terbuka, serupa rok. Material gown terbuat dari kain, sebabnya bisa beraneka warna, tak tunggal seperti hazmat yang biasanya hanya berawarna putih polos. APD satu inipun bisa dicuci, dan dipakai berulang kali.
Sementara hazmat adalah APD level 1. Material terbuat dari polipropilen dalam bentuk serat mikro sebagai pelindung terhadap partikulat kering, basah atau cairan, dan kotoran bakteri. Baju hazmat juga hanya sekali pakai, tak bisa berulang seperti gown.
Untuk perawatan gown, agar APD itu berfungsi sebagaimana mestinya, sebut Adi, gown tidak bisa dicampur dengan pakaian lain, harus dicuci sendiri. Selain itu, gown tak bisa digunakan setiap hari.
“Misal sekarang dipakai, setelah tugas dicuci, kering lalu besoknya dipakai lagi, enggak bisa itu. Harus diselingi, makanya nakes biasa punya minimal 3 pasang gown biar bisa ganti-ganti,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: