Orangtua pada umumnya menginginkan kehadiran si buah hati. Sejatinya, tak ada yang tega menelantarkan anaknya, namun berbeda dengan nasib bayi laki-laki yang ditemukan pada Sabtu (30/3) malam. Dia ditelantarkan dan di pelataran rumah warga.
ANGIN bertiup cukup kencang. Mata Sahrudin fokus menatap layar kaca. Menyaksikan dua calon presiden adu argumen. Telinga pria 53 tahun itu seketika mendengar tangisan bayi. “Saya dekat ke pintu, suara itu semakin jelas,” ungkapnya.
Matanya sempat mengintip keluar, namun tak ada orang menggendong bayi. Dia lantas keluar dari kediamannya di Jalan Jamrud, Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota. Isak tangis si bayi semakin keras. “Kok enggak diam-diam tangisannya, saya juga heran,” sebutnya.
Dia yang juga ketua rukun tetangga (RT) 06, terkejut melihat seorang bayi terbungkus kain berwarna krem dan kuning. “Bayi itu ada di samping mobil posisinya, makanya sempat enggak kelihatan,” ucap pria lanjut usia tersebut.
Sahrudin tak langsung berani menggendong bayi itu, dia memberitahukan warga yang ada di salah satu kios tak jauh dari rumahnya. “Tapi warga juga enggak ada yang berani,” sambungnya. Alhasil, pria berkepala pelontos itu memanggil istrinya, Maviati (47). Dengan cepat bayi laki-laki yang semula tergeletak di lantai digendong. “Saya sempat panik,” timpalnya.
Atas saran warga, pasangan suami-istri (pasutri) itu membawa ke RS Tentara Kesdim Samarinda, di Jalan Jenderal Sudirman. Bak anak kandungnya, Sahrudin cemas. Setelah hampir setengah jam, dokter menyatakan bayi tersebut dalam keadaan sehat. Bayi itu diperkirakan usianya baru sekitar tiga hari. Terlihat dari tali pusar yang masih dipasang perban.
“Alhamdulillah, sehat,” ucap Saharudin sembari mengusap wajahnya layaknya setelah orang selesai berdoa. Dia lantas mengajak istrinya ke Polsek Samarinda Kota, melaporkan temuan bayi malang tersebut.
Kepada petugas, Sahrudin menyebut memang dia belum lama menonton debat capres. Namun sebelumnya dia baru saja pulang acara Isra Mikraj. Dia juga tak melihat ada seorang pun menggendong bayi atau pasangan. Sahrudin juga tak mendengar suara kendaraan berhenti atau melintas. Sebagai ketua RT, dia menyebut tidak ada warga yang baru melahirkan maupun sedang hamil di lingkungannya.
Bayi malang yang ditemukan dititipkan polisi pada Maviati, untuk sementara waktu dirawat. “Mereka (pasutri) juga tidak memiliki anak kecil, makanya bersedia merawat. Sudah dibuatkan juga surat pernyataannya,” terang Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota Ipda Abdillah Dalimunte. Polisi melakukan penyelidikan terkait orangtua bayi malang yang tega dibuang itu. (*/dra/kri/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post