bontangpost.id – Dalam debat publik kedua, Joni mempertanyakan konkuren yang menjadi prioritas Basri-Najirah jika APBD Bontang kembali merosot. Mengingat pandemi Covid-19 hingga kini masih berlangsung.
Dikatakan Basri Rase, saat ini realisasi pendapatan asli daerah (PAD) Bontang masih sangat minim. Itu yang menjadi fokus dirinya ketika nantinya terpilih. Bagaimana mendongkrak PAD melalui ekonomi mikro berbasis kerakyatan.
Basri masih optimis bila APBD Bontang masih seperti saat ini. Namun pun, bila terjadi penurunan, dia mengaku tidak masalah. Dan sudah menyiapkan langkah antisipatif.
Adapun ekonomi mikro yang dimaksudkannya ialah mendukung pelaku UMKM di Bontang. Melalui suntikan dana stimulan Rp 50-250 juta per rukun tetangga (RT). Dana itu, kata Basri, bisa digunakan untuk membeli alat bantu usaha. Semisal mesin jahit atau mesin sepatu.
Basri yakin Bontang bisa hidup dari pelaku UMKM, lantaran banyak kota lain di pulau Jawa sudah membuktikan. Dia mengambil contoh Lamongan, Jawa Timur. Tanpa industri makro, kota itu bisa eksis.
“Insha Allah dengan one village, one product kita bisa,” katanya.
Jawaban tersebut direspon Joni. Kata dia, ada yang keliru dari jawaban Basri. Joni menjabarkan, bila urusan konkuren adalah klasifikasi urusan pemerintahan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2014. Klasifikasi urusan pemerintahan dibagi 3, yakni urusan pemerintahan absolut, pilihan, dan umum.
Urusan konkuren, lanjut Joni, masih dibagi dua, yakni pemerintahan wajib dan pilihan. Pemerintahan wajib harus dilakukan oleh seluruh daerah di Indonesia, sementara pilihan menyesuaikan potensi di masing-masing daerah. Kata Joni, bila dirinya dan Neni dipercaya memimpin Bontang, urusan konkuren pilihan yang dipilih ialah peningkatan kelautan dan perikanan.
Lantaran Bontang didominasi kawasan pesisir. Meningkatkan pariwisata untuk mendorong kunjungan pelancong. Menjaga arus perdagangan, dan Industri, karena dari sana banyak lapangan kerja tersedia.
“Itu saja saya bilang. Konkuren itu pilihan,” ujarnya.
Giliran Basri merespons. Kata dia, silahkan bila itu menjadi pilihan Neni-Joni. Tapi Basri-Najirah memilih fokus pada ekonomi mikro. Memberdayakan masyarakat secara menyeluruh. Karena dia berkeyakinan, Bontang bisa hidup bila UMKM-nya bergelora. Disamping pengembangan pariwisata. Dengan mengandalkan stimulan Rp 50-250 juta per RT.
“Silahkan kalau itu pilihan bapak. Tapi ini adalah pilihan kami,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post