“Pelaku cabul itu harus dihukum seberat-beratnya karena tindakannya sudah tak lagi berperikemanusiaan,” Neni Moerniaeni – Wali Kota Bontang
BONTANG – Perkara pencabulan yang diduga melibatkan pimpinan pondok pesantren (ponpes) berinisial IM, membuat Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni marah. Neni meminta semua ponpes yang ada di Bontang dipasang CCTV yang terkoneksi ke Command Center PPID Bontang. Ia juga meminta aparat penegak hukum menjatuhkan hukuman maksimal terhadap pelaku IM.
“Pelaku cabul itu harus dihukum seberat-beratnya karena tindakannya sudah tak lagi berperikemanusiaan,” jelas Neni kepada Bontang Post, Senin (11/12) kemarin.
Neni merasa prihatin terhadap kelima korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh oknum pimpinan ponpes tersebut. Apalagi, dari kelima korban tersebut, satu di antaranya tengah berbadan dua dengan usia kandungan memasuki usia sekira 6 bulanan. Di samping itu, korban yang hamil juga masih di bawah umur, karena Mawar (bukan nama sebenarnya) baru berusia 13 tahun. “Tega sekali IM mencabuli bahkan sampai menggauli santriwatinya hingga berulang kali. Mereka itu masih usia anak, tentunya masih lugu dan polos,” ujarnya.
Menurut Neni Moerniaeni, kejahatan yang dilakukan pemilik pondok pesantren dan panti asuhan, tidak bisa dimaafkan. Karena sudah merusak masa depan anak-anak. Bahkan tak tanggung-tanggung, korban yang dicabuli ada lima orang.
Untuk menghindari kejadian serupa agar tidak terulang, Neni meminta seluruh ponpes ataupun panti asuhan, agar dilengkapi CCTV. Dan nantinya CCTV tersebut, akan terkoneksikan di Command Center PPID Kota Bontang.
Sehingga aktivitas yang berlangsung di dalam pesantren maupun panti bisa dipantau Pemerintah.
“Saya minta seluruh ponpes pasang CCTV,” kata Neni.
Bahkan jika perlu, Pemerintah yang akan pasang CCTV, namun letak CCTV tersebut tidak diketahui baik oleh pemilik, pengurus, pengajar maupun anak didik.
Neni juga meminta bukan hanya ponpes dan panti asuhan yang dipasang CCTV, tetapi sekolah boarding school pun harus dipasang CCTV, termasuk sekolah luar biasa (SLB).
Pasalnya, di luar Bontang banyak kejadian serupa yang terjadi di sekolah-sekolah boarding school. Pemasangan CCTV diharapkan menghindari kejadian yang tidak diinginkan apakah itu kekerasan, pelecehan, dan pencabulan.
Untuk kelima korban, dikatakan Neni, kelima-limanya dalam pengawasan pemerintah saat ini.
Dan untuk korban yang tengah hamil, Neni akan memberikan pendampingan lebih ekstra, terlebih bakal calon bayi tersebut.
“Kami akan beri pendampingan termasuk calon bayi anak tersebut, sehingga anak yang dilahirkan nanti tumbuh menjadi anak yang soleh, kami akan bina spritual anak tersebut,” ujar Neni.
Selain itu, Neni meminta kepada ponpes ataupun panti asuhan agar dilengkapi pengajar wanita khusus untuk anak didik wanita. Sementara bagi santri laki-laki dididik oleh ustaz atau pengajar pria.
“Jangan seperti ponpes NM yang santri laki dan santriwati dicampur di dalam satu gedung, dan pengajar maupun pengurus dan pemiliknya terdiri laki-laki semua, tidak ada ustazahnya atau pengurus wanitanya,” kata Neni.
Sebelumnya diberitakan, oknum pimpinan Ponpes NM diduga telah melakukan tindakan pencabulan terhadap kelima santriwatinya. Satu di antara korbannya tengah hamil 6 bulan. IM pun kini diamankan di Polres Bontang untuk menjalani proses penyidikan. Kapolres Bontang, AKBP Dedi Agustono mengatakan, kasus tersebut masih dalam proses pengembangan dan kelengkapan berkas. “Saat ini tersangkanya memang masih satu orang, sementara korban ada 5. Tetapi ini masih dalam pengembangan, karena dikhawatirkan ada tersangka atau korban lainnya,” ungkapnya, Kamis (7/12) lalu.
Sementara itu, tersangka IM tak mengakui jika telah menghamili korban Mawar. IM hanya mengaku jika dirinya menjalin hubungan kekasih dengan 3 korban lainnya. Sehingga untuk memeluk dan menciumnya pun atas seizin korban. “Yang hamil itu tidak tahu anak siapa, buktikan saja nanti pakai alat apa. Kalau sama 3 orang lainnya saya memang pacaran, dia mau sama saya, kalau mau cium saya izin dulu,” jelasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: