BONTANG- Sukses dilaksanakan selama sepekan, perayaan Pesta Adat Kutai Erau Pelas Benua Guntung secara resmi ditutup oleh Wali Kota Bontang Hj Neni Moerniaeni. Neni yang mendapat gelar kutai Hajjah Raden Puag Tondra Poete ini menutup Erau Pelas Benua Guntung di panggung Adat Kutai Guntung Jalan Tari Enggang Kelurahan Guntung Kecamatan Bontang Utara, Minggu (30/9). Prosesi penutupan ini ditandai dengan belimbur.
Belimbur bagi warga Kutai adalah tradisi saling menyiramkan air kepada sesama anggota masyarakat. Tradisi ini sebagai wujud syukur masyarakat atas kelancaran seluruh rangkaian Erau Pelas Benua Guntung. Selain itu, Belimbur juga sebagai ritual pembersihan diri dari sifat buruk dan unsur kejahatan, karena air merupakan sumber kehidupan yang dipercaya dapat melunturkan sifat buruk manusia.
Selain dihadiri Wali Kota Bontang, penutupan Erau Pelas Benua ini juga dihadiri oleh Mantan Wali Kota Bontang dr H Andi Sofyan Hasdam, Ketua PKK Kota Bontang Hapidah Basri Rase, dan Putra Mahkota Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Pangeran Adipati Prabu Anum Surya Adiningrat beserta beberapa kerabat kerajaan, perwakilan perusahaan se Bontang, unsur Forkopimda, beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Bontang, serta tokoh adat Guntung dan ratusan masyarakat kelurahan Guntung yang sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian Acara penutupan Erau tersebut.
Dalam sambutannya, Neni Moerniaeni mengapresiasi suksesnya pelaksanaan Erau Pelas Benua Guntung ini. Menurutnya, selain untuk melaksanakan ritual adat kutai, Erau ini untuk membersihkan Kota Bontang dari hal-hal yang bisa menyebabkan datangnya mara bahaya. Juga salah satu upaya untuk melestarikan kearifan budya lokal, mengingat kearifan budaya lokal ini adalah identitas bangsa Indonesia.
“Kota Bontang tidak hanya dikenal sebagai Kota industri saja, akan tetapi juga sebagai kota yang kaya dengan keanekaragaman budaya atau kita biasa sebut sebagai miniaturnya Indonesia. Ini tentunya merupakan salah satu nilai plus kita. Untuk itu melalui Erau ini, mari kita bersama-sama menjaga kebhinekaan kita dengan terus mempererat tali silaturahmi tanpa harus melihat perbedaan, karena perbedaan kita adalah pemersatu kita,” ungkapnya
Selanjutnya Neni mengingatkan seluruh masyarakat Kota Bontang akan pentingnya melestarikan budaya kearifan lokal dan juga senantiasa melestarikan lingkungan, karena lingkungan sangatlah penting untuk keberlangsungan kehidupan di bumi ini.
“Pada kesempatan ini, saya meminta kepada kita semua yang menghadiri acara penutupan Erau Pelas Benua untuk sejenak memanjatkan doa untuk keselamatan dan diberikan kekuatan kepada saudara-saudara kita Warga Palu dan Donggala, yang beberapa hari lalu tertimpa musibah berupa bencana gempa dan tsunami,” ajaknya.
Sementara itu Putra Mahkota Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Pangeran Adipati Prabu Anum Surya Adiningrat merasa bangga atas suksenya pelaksanaan Erau ini. Dikatakannya, kesuksesan pelaksanaan Erau ini akan menjadi tanda kesuksesan menyertai pemerintah, perusahaan serta seluruh masyarakat Kota Bontang.
“Kami salut atas konsistensi Pemerintah Kota Bontang dan seluruh masyarakatnya untuk menyukseskan seluruh rangkaian acara Erau Pelas Benua ini. Ke depan kami berharap akan semakin lebih baik lagi. Mari bersama-sama kita lestarikan budaya lokal, dan Erau ini bukan hanya milik warga Kutai saja akan tetapi telah menjadi milik seluruh masyarakat Kota Taman,” terangnya (Hms7)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: