• Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
No Result
View All Result
Home Catatan Opini

Opini M Saipul; Seperti “Negeri Sampah”

by Redaksi Bontang Post
6 Juni 2023, 17:19
in Opini
Reading Time: 4 mins read
0
M.Saipul 

M.Saipul 

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : M.Saipul 

INDONESIA di akhir tahun 1950 dan awal tahun 1960 adalah sebuah negara yang terjebak di antara perang dingin. Apakah Indonesia di bawah kepemimpinan seumur hidup Soekarno akan mengikuti ideologi komunis, adalah pertanyaan bagi semua orang.

Masyarakat terpolitisasi, termasuk mahasiswa Indonesia, aktif terlibat dalam permainan politik yang kemudian ikut menentukan masa depan bangsa ini.

Tahun 1959 Indonesia menerapkan konsep Demokrasi Terpimpin, tapi apa yang terjadi terhadap elemen masyarakat merupakan pelanggaran demokrasi, kita seolah-olah merayakan demokrasi tetapi memotong lidah orang yang berani menyatakan pendapat mereka, yang merugikan pemerintah. Mereka yang berani menyerang koruptor, ditahan atau dihilangkan secara paksa.

Kita Para Pemuda adalah generasi baru yang ditugaskan memberantas generasi tua yang mengacau. Kita akan menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-koruptor tua, kitalah generasi yang akan memakmurkan Indonesia. Yang berkuasa sekarang adalah orang-orang yang dibesarkan pada zaman Hindia Belanda, mereka adalah pejuang kemerdekaan yang gigih, tapi kini mereka telah mengkhianati apa yang telah diperjuangkan dan rakyat makin lama makin menderita.

Siapa yang bertanggung jawab akan hal-hal ini, mereka generasi tua, semuanya yang harus ditembak mati di lapangan tembak. Cuma pada kebenaran kita bisa berharap. Pemimpin sekarang mudah bersilat lidah, kerap mengalihkan isu dan membingungkan rakyat. Akhirnya rakyat menjadi tumbal dari kekuasaan dan kesewenang-wenangan. Kebenaran hanya ada di langit dan dunia hanyalah palsu.

Sekarang keadaan semakin parah, pergulatan antara koruptor, sekarang harga-harga makin membumbung, “Om Kapitalis” semakin lahap memakan uang rakyat, di saat seperti inilah seharusnya kaum intelejensia bertindak, berbuat sesuatu, yang tidak terlepas dari fungsi sosialnya, yakni bertindak demi tanggung jawab sosialnya. Apabila keadaan makin mendesak kaum intelejensia yang semakin terus berdiam dalam keadaan mendesak telah melunturkan sebuah kemanusiaan.

Baca Juga:  Camping Ceria Bersama Oligarki di Atas Tanah Rampasan

Ketika kasus koruptor tengah bergulir, sebagian pelaku koruptor sibuk mencari pengalihan isu untuk membuat rakyat bingung dan melupakan masalah tersebut. Sibuk membuat peraturan pembatasan BBM bersubsidi yang akan menghemat pengeluaran negara, tetapi selalu memanfaatkan peluang untuk merenovasi gedung-gedung mewah DPR, sarana dan prasarana yang mencapai milyaran rupiah, renovasi toilet seharga Rp 2 miliar.

Mereka risih mencium aroma kotor dari toilet, tidak sadarkah mereka siapa yang menciptakan aroma kotor itu sendiri, mereka para koruptor yang menciptakan aroma kotor dari perilakunya terhadap keuangan negara.

Pengadaan mobil mewah, pengadaan kursi rapat yang langsung diimport dari Jerman, yang dapat mematikan roda perekonomian bangsa sendiri, apakah kualitas kursi buatan Indonesia tidak sebagus buatan luar negeri. Rakyat selalu diimbau untuk mencintai produk-produk Indonesia yang berlabel SNI, tapi mengapa mereka tidak memberlakukannya sendiri.

Ketika kasus Wisma Atlet, Skandal Bank Century, Skandal Tiket Pelawat Bank Century bergulir, pelaku koruptor sibuk  mengacak-acak peraturan untuk pembatasan BBM bersubsidi, merekayasa kasus dan memeja hijaukan kasus anak di bawah umur yang mencuri sandal jepit di Sulawesi Tengah. Media ikut menyuarakan, masyarakat pun terlena dan seolah lupa akan tanggung jawabnya sebagai kontrol sosial terhadap kebijakan-kebijakan sang koruptor yang berkuasa, karena masyarakat sibuk memikirkan urusan perutnya.

Baca Juga:  Milenial dan Optimisme di Tengah Pandemi

Pemerintah pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika masyarakat antre panjang untuk mendapatkan BBM, antre panjang untuk mendapatkan sembako.

Mereka hanya duduk santai di atas kursi nyaman buatan luar negeri, tidur ketika rapat membahas persoalan rakyat, membuka situs porno, update status di jejaring sosial, sangat ironi memang melihat fakta perwakilan rakyat yang duduk nyaman di atas kursi kekuasaan.

Belum selesai kasus Wisma Atlet, Skandal Bank Century, Cek Tiket Pelawat yang bergulir, muncul lagi kasus yang memalukan bangsa Indonesia, pengalihan isu yang dibuat oleh orang-orang suruhan dari para koruptor, yakni 113 kontainer yang berisi limbah besi beracun di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Seharusnya bangsa Indonesia menjadi malu karena telah dianggap oleh bangsa lain sebagai tempat pembuangan akhir limbah. Sarang bagi para koruptor, yang dikenal sebagai “sampah masyarakat”. Atau, sudah menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia yang sebagian besar konsumtif barang bekas, mulai dari pesawat tempur, pesawat terbang bekas sampai pakaian bekas, menyedihkan.

Indonesia di tahun 1997 mengalami era Reformasi, menumbangkan kekuasaan kepemimpinan orde lama, tapi tidak berlangsung lama, karena pemimpin yang sekarang adalah orang yang dilahirkan pada masa orde lama, sehingga kebijakan dan keputusan-keputusannya pun masih seperti kebijakan orde lama. Sepertinya ramalan Jayabaya mengenai Ksatria Pininggit yang mampu memimpin bangsa adalah salah tafsir.

Revolusi kini menjadi “agama” baru dan semboyan-semboyan manipol, sosialisme, demokrasi terpimpin, dan lain-lain tidaklah lebih dari doa-doa yang mustajab.

Kenangan Demonstrasi mahasiswa di tahun 1965 menjadi batu tapal dari perjuangan mahasiswa Indonesia, batu tapal dari revolusi Indonesia dan batu tapal dari sejarah Indonesia, karena yang dibela adalah kebenaran dan kejujuran.

Baca Juga:  Prahara Rektor ITK

Kenangan pun terulang di tahun 1997 ketika krisis moneter melanda Asia, banyak darah yang telah tertumpah akibat kesewenang-wenangan kekuasaan, yang sudah terbuai lama duduk di kursi aman.

Seharusnya para pemimpin sadar akan kenangan-kenangan tersebut, ketika rakyat sudah jengah diombang-ambing oleh kebijakan yang tidak berpihak, maka mungkin sejarah akan berulang, yang akan menjadi tonggak peradaban arah baru Indonesia, reformasi memang lantang  didengungkan, tetapi konsep reformasi itu sendiri belum terwujud.

Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan, apakah tanpa pemerasan sejarah tidak akan ada, apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan sejarah tidak akan lahir, seolah-olah bila kita membagi sejarah maka yang kita jumpai hanyalah pengkhianatan, seolah-olah dalam setiap ruang dan waktu kita hidup di atasnya, yah betapa tragisnya.

Apakah Sejarah akan berulang lagi pada masa kini, pengkhianatan kepada rakyat, menyebar aroma janji-janji politik, penokohan untuk melaju ke bursa pencalonan presiden di tahun 2024.

Sadar atau tidak sadar kita telah disetir oleh mereka yang pintar untuk mengalihkan isu-isu besar menjadi isu-isu yang remeh-temeh di kalangan masyarakat, menyedihkan.

Maka dari itu, bagi para pemimpin yang akan melaju menjadi pemimpin masa depan, berhati-hatilah pada irama-irama politis, jangan sampai terjebak dan terlena masuk dalam pergulatan politis, manipol dan lain-lain, di tanganmu bangsa Indonesia akan makmur.

Catatan Redaksi: Tulisan ini tidak mengambarkan pandangan redaksi. Segala isinya merupakan tanggung jawab penulis

Print Friendly, PDF & Email
Tags: opini
ShareTweetSendShare

Bergabung dengan WhatsApp Grup Bontang Post untuk mendapatkan informasi terbaru: Klik di Sini. Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News.

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Previous Post

Warga Tanjung Laut Indah Minta Jalan Dilebarkan, DPRD; Sudah Kami Tinjau

Next Post

Tambang di Dekat Jalan Umum, Pemerintah Daerah seperti Diolok-olok

Related Posts

Jerit Sunyi Bekantan di Hutan Mangrove yang Tergadai
Opini

Jerit Sunyi Bekantan di Hutan Mangrove yang Tergadai

21 Maret 2025, 19:57
Pengaruh Media Sosial Terhadap Psikologis Remaja
Opini

Pengaruh Media Sosial Terhadap Psikologis Remaja

24 Desember 2024, 14:10
Gimik Politik vs Pertarungan Gagasan
Opini

Gimik Politik vs Pertarungan Gagasan

7 September 2024, 15:00
Kotak Kosong, Pesta para Oligarki
Opini

Kotak Kosong, Pesta para Oligarki

21 Juli 2024, 13:20
Brigadir Jenderal Dendi Suryadi: Setelah 30 Tahun, Memilih Jalan Sipil di Kukar
Opini

Brigadir Jenderal Dendi Suryadi: Setelah 30 Tahun, Memilih Jalan Sipil di Kukar

21 Juli 2024, 12:19
Makanan Lokal di Atas Beton; Menggali Manfaat Urban Farming dalam Mendukung Ketahanan Pangan
Opini

Makanan Lokal di Atas Beton; Menggali Manfaat Urban Farming dalam Mendukung Ketahanan Pangan

18 Oktober 2023, 15:04

Terpopuler

  • Sudah Dua Kali Edarkan Sabu di Muara Badak, Dua Pengedar Terancam 20 Tahun Penjara

    Pengedar Narkoba Dituntut Kejari Bontang 14,5 Tahun Penjara, Kedapatan Bawa 503 Gram Sabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemprov Kaltim Target Menggratiskan UKT 33 Ribu Mahasiswa Baru Tahun Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengadaan Sepatu Pantofel ASN Kutim Bernilai Miliaran Rupiah Dapat Sorotan Tajam dari DPRD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekolah di Bontang Tahan Ijazah Siswa karena Menunggak SPP, Wawali AH; Tidak Boleh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 72 Honorer Disdamkartan Bontang Diberhentikan, 60 Persen Kekuatan Berkurang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak

© 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.

No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.