BONTANG – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Dasar (SD) 2018 menuai polemik di masyarakat, khususnya bagi warga yang berdomisili di sekitar lingkungan SDN 003 Bontang Utara. Akibat sebagian anak-anak dari warga tak bisa diterima di sekolah tersebut lantaran faktor umur, mereka pun akhirnya protes kepada pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang.
Lontaran sikap protes tersebut disampaikan orang tua calon peserta didik yang berdomisili di 4 RT di lingkungan sekitar sekolah, Sabtu (30/6) kemarin. Bertempat di salah satu ruang kelas SDN 003 Bontang Utara, pertemuan bertajuk mediasi tersebut juga dihadiri dari perwakilan Disdik, Kepala SDN 003 Bontang Utara, serta Lurah dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Bontang Baru.
Mewakili warganya, Ketua RT 04 Bontang Baru, Syamsuddin Abdullah mengatakan, warga dan orang tua calon peserta didik meminta kebijakan dari Disdik agar anak-anak mereka bisa diterima di SDN 003 Bontang Utara. Menurut mereka, seharusnya bagi warga yang berdomisili di sekitaran lingkungan sekolah harus mendapat prioritas dibandingkan pendaftar dari wilayah lain. Mereka menuntut Disdik agar memberlakukan program bina lingkungan sehingga anak-anak mereka yang umurnya masih kurang, bisa mendapatkan tambahan umur.
“Kami semua ini berdomisili di sekitar sekolah. Seharusnya lebih diutamakan. Makanya hari ini (kemarin, Red.) kami minta solusi meskipun belum membuahkan hasil,” ujar pria yang akrab disapa Udin tersebut saat dimintai keterangan Bontang Post.
Mereka mengancam, jika keinginan tidak terakomodir, dalam waktu dekat mereka akan menggelar aksi demo dan menghentikan proses belajar mengajar di SDN 003 Bontang Utara.
Senada dengan Syamsuddin, Ketua RT 05 Bontang Baru Mariyanto melontarkan hal yang sama. Kata dia, adanya keberadaan sekolah tersebut di lingkungan mereka sebenarya juga turut menimbulkan dampak langsung ke warga. Baik itu dari sisi kebersihan, kemacetan, maupun keamanan dan kenyamanan. Kendati demikian, warga sekitar memaklumi hal tersebut.
“Kami yang terima bisingnya, sampahnya, macetnya, dan lain sebagainya. Tetapi warga kami justru hanya jadi penonton di tempat mereka sendiri. Justru anak-anak dari luar yang menikmati fasilitas di lingkungan kami,” ucapnya.
Adapun opsi untuk cabut berkas, para orang tua menilai hal tersebut justru bukan menjadi solusi. Justru dengan mendaftar di sekolah lain, akan menyulitkan para orang tua dalam mengantar jemput anak-anak mereka. Sehingga mereka tetap bersikukuh, agar Disdik menerapkan kembali pemberlakukan sistem bina lingkungan tersebut.
“Kalau ada yang dekat, kenapa mesti harus mencari yang jauh. Belum lagi mereka yang merupakan orang tidak mampu. Mau sekolah di mana? Nanti jika tidak diterima di sekolah negeri,” tanyanya.
Hingga akhir pertemuan, mediasi yang sempat diwarnai ketegangan tersebut belum menemukan solusi. Dijadwalkan, Senin (2/7) besok mediasi antar perwakilan orang tua, RT, kelurahan, dan Disdik akan kembali dilaksanakan di Kantor Disdik. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: