bontangpost.id – Teriakan lantang ketua panitia, Mustafa memecahkan suasana saat menyebut nama Mulyadi (43) sebagai juara satu lomba balap perahu.
Nampak dari senyum sumringah menghiasai raut wajah Mulyadi saat melewati bendera kemenangan yang dikibarkan oleh Wakil Walikota Bontang Najirah yang turut memeriahkan perlombaan balap perahu di pelabuhan Tanjung Limau, Selasa (7/12/2021) sore.
Sorak ratusan penonton yang mulai menyemut di bibir pelabuhan menambah keseruan perlombaan balap perahu.
Mustafa menyebutkan ada 23 peserta yang mendaftar dari berbagai Kelurahan. Diantaranya Bontang Kuala, Berbas, Tanjung Limau dan Guntung. Namun, dari sekian banyak yang mendaftar hanya 4 peserta yang akan dipilih menjadi juara.
Dia menyebutkan warga yang ingin mendaftarkan lomba harus warga asli Kota Bontang. Yang dibuktikan dengan menyetorkan KTP Bontang saat melakukan registrasi. “Warga selain Bontang tidak boleh ikut,” ujarnya.
Kedua, peserta yang mengikuti perlombaaan harus menggunakan salah satu kapal ketinting jenis Lunas ataupun Kape dengan kekuatan mesin maksimal 16 PK. “Kalau dibawah ukuran itu boleh. Kalau diatasnya tidak boleh,” ucapnya.
Sebagai ketua panitia, Mustafa menyebutkan bahwa Mulyadi berhak mendapat uang pembinaan sebesar Rp 2,5 juta. “Kalau totalnya saya kurang tau. Intinya hadiah juara satunya segitu, paling beda Rp 500 ribu lah. Karena ini kegiatannya Dinas Perikanan maka anggarannya dari APBD,” jelas Mustafa.
Dilokasi yang sama, Mulyadi peraih juara satu lomba balap perahu mengungkapkan rasa syukurnya lantaran bisa memenangkan perlombaan ini setelah berhasil mengitari manuver sebanyak tiga kali. “Kalau dihitung lumayan jauh juga. Ada lima kilometer lah,” kata Mulyadi.
Diketahui, selain berprofesi sebagai nelayan dan tukang pembuat perahu, Bapak tiga anak ini kerap mengikuti lomba balap ketinting di berbagai daerah. Seperti di Tenggarong, Kutim dan Berau.
Dalam hal ini, pria berdomisili Tanjung Limau ini berbagi tips agar lebih mudah bersaing di lapangan. Pertama, harus mampu menguasai dan merawat mesin agar senantiasa berfungsi dengan baik.
“Mesin harus terawat. Disesuaikan dengan perahunya. Kalau terlalu bagus mesinnya tapi tidak di dukung dengan model kapalnya ya enggak bisa juga,” imbuhnya.
Kedua, memiliki modifikasi perahu yang nyaman dan di sesuaikan dengan kondisi lapangan. Yang terakhir harus di imbangi dengan keahlian yang dimiliki. “Walaupun dari segi alat kita bagus tapi skill joki tidak ada ya akan kalah. Terlebih saat di kapsulan itu membutuhkan penguasaan,” terangnya.
Diketahui, perahu yang di jagokan Mulyadi ini adalah rakitan sendiri. Dengan menghabiskan dana Rp 13 juta ia menyulap perahu ketinting berjenis Lunas dengan kecepatan 60 Km/jam.
“Walaupun modif sendiri tapi masih banyak yang harus saya perbaiki,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post