bontangpost.id – Tiap hari kendaraan bermuatan besar memadati bahu jalan dekat area SPBU di Kota Taman. Para sopir mengantre untuk mendapatkan bahan bakar solar bersubsidi. Akibatnya ruas jalan menjadi menyempit. Menanggapi itu, Kasubbag Perekonomian Setkot Bontang Taufik mengatakan kuota suplai solar pada tahun ini mendekati ambang batas pemberian.
Dijelaskan dia, kuota 2021 untuk solar bersubsidi dijatah oleh Pertamina sebanyak 16.106 kiloliter. Hingga September realiasasi yang telah disalurkan mencapai 12.076 kiloliter. Artinya sisa kuota tinggal 4.032 kiloliter. Sementara prognosa atau rincian kebutuhan di tahun ini dikalkulasi mencapai 102 persen. Atau melebihi kuota.
“Untuk data Oktober ini belum masuk dari Pertamina,” kata Taufik.
Meski demikian, kini Pertamina tetap memasok solar. Kendati jumlahnya tidak sebanyak bulan sebelumnya. Rencananya, Pemkot akan mengajukan penambahan kuota kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (Migas). Taufik menjelaskan angka yang diajukan belum bisa disebutkan. Lantaran Bagian Ekonomi Setkot akan melakukan penghitungan untuk kebutuhan dua bulan ini.
“Kami harus hitung dulu untuk November dan Desember. Sejatinya tidak mengajukan tidak apa-apa karena mereka (Pertamina) tetap pasok. Tetapi kami upayakan untuk menambah,” ucapnya.
Menurutnya kebutuhan akan solar tahun ini sedang menanjak. Sejatinya Pertamina memasang kuota mengacu realisasi tahun sebelumnya. Padahal tahun 2020 kondisi ekonomi mengalami penurunan akibat pandemi covid-19. Ditambah kendaraan yang ikut mengantre bukan hanya berasal dari Bontang. Termasuk beberapa kendaraan yang melintas untuk menuju ke Kukar, Samarinda, atau Kutim.
“Tahun ini kondisi pandemi mulai membaik jadi kebutuhan solar meningkat,” tutur dia.
Kondisi ini terjadi di sejumlah daerah. Artinya bukan hanya di Bontang. Nantinya ia berharap ada pengalihan kuota dari daerah dengan realisasi sedikit. Sementara salah satu sopir truk Hariyanto mengatakan dirinya harus ikut mengantre di SPBU Tanjung Laut tiap dua hari sekali. Ia mengeluhkan panjangnya antrean bahkan beberapa hari lalu jarak antrean sampai 680 meter. Dari lokasi SPBU Tanjung Laut di Jalan Jenderal Soedirman hingga simpang tiga Jalan Ir H Juanda.
“Itu saya antre sejak pukul 18.00 Wita. Panjang memang jaraknya,” kata Hariyanto.
Ia meminta agar suplai solar kembali normal. Sehingga sopir tidak perlu mengantre panjang. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap waktu. Karena sehabis bekerja langsung harus mencari bahan bakar untuk keperluan hari berikutnya.
“Bahkan sebelumnya baru bisa balik ke rumah sekira 21.00 Wita dari mulai mengantre sejak tiga jam sebelumnya,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post