bontangpost.id – Banyak cerita memilukan hadir seiring hadirnya pandemi Covid-19. Angka-angka kasus terkonfirmasi yang berseliweran, telah menjadi konsumsi publik saban hari. Namun dibalik itu, banyak juga cerita inspiratif hadir. Misalnya di dunia pendidikan di Bontang. Guru-guru di SD Negeri 001 Bontang Utara (BU) kompak turun langsung menyambangi kediaman muridnya.
Kepala SD 001 BU Yani Astutik mengatakan, pihaknya menginisiasi kegiatan ini untuk mengetahui bagaimana kondisi riil atau persoalan yang mendera anak didik. Serta wali murid. Seperti diketahui, selama pandemi ini, sekolah di Bontang kini menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tapi realitanya, metode itu tak semudah yang dipikirkan. Justru ribet. Banyak kekurangannya.
“Masalah selama PJJ ini banyak sekali. Jadi kami mau saksikan dan dengar sendiri dari anak-anak dan wali murid soal ini,” beber Kepsek Yani Astutik ketika berbincang dengan awak media ini, Rabu (9/8) sore.
Kegiatan ini sudah digelar sejak Senin (7/9) lalu. Seluruh guru SD 001 terlibat. Tapi dengan bergantian. Agar tidak terbentur jadwal mengajar daring. Pun jadwal piket di sekolah.
Kata Yani, sebelum turun langsung, pihaknya menginformasikan dulu kepada murid dan wali murid melalui grup WhatsApp (WA). Jadwal, yang isinya waktu, tempat dan hari yang ditentukan, guru bakal turun.
Jadi murid-murid yang bermukim di lokasi yang ditentukan, sudah siap-siap ketika sekolah mendatangi kediaman mereka. “Kalau ada anak-anak atau wali murid yang mau sampaikan keluhannya, bisa datang,” bebernya.
Untuk ini, SD 001 diuntungkan. Pasalnya, sebagaian besar murid bermukim di kampung atas laut Bontang Kuala. Jadi sekolah tinggal menjadwal per RT ketika hendak mendatangi rumah murid.
Dari dua hari kunjungan ini, ujar Yani, pihaknya menangkap aneka persoalan yang mendera anak-anak selama proses PJJ. Misalnya untuk kelas atas 4-6. Tidak sedikit wali murid yang bingung menyampaikan kembali instruksi guru terkait materi yang diberikan kepada anak didik.
Untuk beberapa kasus, ini semakin diperparah lantaran beberapa wali murid bingung menggunakan aplikasi belajar daring. “Walhasil, pembelajaran anak-anak jadi kurang maksimal,” ungkapnya.
Ada juga masalah perangkat belajar, baik ponsel pintar atau laptop tidak ada, atau ponsel yang tidak mendukung belajar daring. Pun masalah penggunaan kuota internet yang boros.
“Beberapa anak harus gantian kalau mau pakai ponsel. Karena harus gantian sama kakak atau adiknya juga. Belum lagi keluhan soal boros kuota. Itu banyak kami jumpai,” ujarnya.
Sementara untuk kelas bawah 1-3 beda lagi masalahnya. Kalau untuk kelas 1, kemampuan membaca anak didik bervariasi. Ada lancar, sedang, dan tak bisa baca sama sekali. Sebabnya sekolah akan menghimpun berdasarkan kemampuan baca.
Anak didik yang tidak bisa membaca sama sekali nanti akan mendapat bimbingan langsung gurunya. Tentu saja, guru yang akan sambangi kediaman mereka.
“Semangat teman-teman (guru) ini luar biasa. Demi pengabdian dan mendidik murid, mereka bersedia turun. Kami apresiasi dan bangga betul,” ungkap Yani.
Lanjutnya, kegiatan ini rencana digelar hingga jelang pertengahan semester, yakni 21 September 2020. Dijadwalkan 2-3 kali saban pekan. Selain untuk menangkap masalah PJJ, ini juga dilakukan agar guru-guru bisa menakar kemampuan murid sebelum mid semester mendatang. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post