Bontang – Pasangan suami istri (pasutri) HM (36) dan NH (32) yang tinggal di Jalan RE Martadinata, RT 26, Loktuan, harus sama-sama merasakan dinginnya ubin penjara.
Penyebabnya, pasutri yang dikaruniai empat anak ini ketahuan menjalankan bisnis haram. Yakni berjualan narkoba jenis sabu-sabu.
Kapolres Bontang AKBP Siswanto Mukti melalui Kapolsek Bontang Utara Iptu Eko mengatakan, Rabu (24/10) malam lalu sekira pukul 23.00 Wita, Unit Reskrim dan Intelkam Polsek Bontang menerima informasi jika salah satu rumah di Kelurahan Loktuan sering dijadikan lokasi transaksi narkoba.
“Mendapat laporan tersebut, anggota kami melakukan pengintaian. Sekira pukul 23.30 Wita kami gerebek rumah tersebut,” jelas Eko saat ditemui di ruangannya, Kamis (25/10) kemarin.
Kata dia, di dalam rumah itu terdapat suami istri sedang menonton televisi. Polisi pun lantas menggeledah dan mengamankan keduanya. Namun dari badan keduanya tak ditemukan narkoba. Saat penggeledahan rumah dilakukan, barulah polisi menemukan satu kantong keresek warna hitam di bawah kolong rumah. “Keresek tersebut dibuang pasutri itu, dan setelah kami periksa ternyata didalamnya terdapat satu poket besar sabu, barang bukti lainnya,” bebernya.
Barang bukti yang terdapat dalam kantong tersebut yakni uang tunai Rp 200 ribu, 3 poket kecil sabu-sabu, 3 poket sedang sabu-sabu, satu poket sabu-sabu dengan berat 4,43 gram, dan satu poket besar berisi 49,23 gram. Ada juga timbangan digital milik tersangka, serta satu buah alat takar dari sedotan. “Yang poket besar itu diakuinya seharga Rp 45 juta,” ungkapnya.
Atas perbuatannya, kedua tersangka diduga melanggar Pasal 114 ayat (1) dan Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. “Ancaman hukumannya di atas 5 tahun penjara,” ujarnya.
Sementara itu tersangka HM dan istrinya mengaku, tak pernah mengkonsumsi barang haram tersebut. Keduanya mengaku hanya menjualnya dan aktivitas tersebut mereka lakoni kurang dari setahun. Ketika ditanya alasan menjual sabu-sabu, HM mengaku dikarenakan pekerjaannya sebagai buruh harian lepas tidak memenuhi kebutuhan hidupnya dan keempat anaknya. “Kami bisnis barang tersebut juga tidak memakai modal, dikasih barang dulu,” tukasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post