BONTANG – Korban meninggal diduga terpapar covid-19 terjadi di Kota Taman. Korban yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) itu menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Taman Husada, Jumat (24/4/2020) pukul 02.00 Wita. Namun sebelumnya, korban yang berusia delapan tahun ini ternyata sudah dirawat di Rumah Sakit Islam Bontang (RSIB) sejak 6 April dengan rekam medis gagal ginjal.
Direktur Utama RSIB, dr Hari Prasetya membantah jika pihaknya dianggap lalai melakukan penanganan terhadap pasien tersebut. Ia menjelaskan, seluruh rumah sakit di Bontang telah menjalankan standar protokol kesehatan selama pandemi covid-19 ini. Yakni hanya membuka satu pintu, dan setiap pendatang akan diperiksa suhu tubuh serta ditanya riwayat perjalanannya.
“Kalau misalnya iya (dari luar kota), akan masuk triase yang di situ petugas telah dilengkapi APD (alat pelindung diri). Jika tidak (tidak dari luar kota) akan lolos. Itu yang kami maksud dengan kejujuran,” ungkapnya kepada Kaltim Post (induk Bontangpost.id).
Pasien tersebut, lanjut Hari telah menjalani perawatan di rumah sakit itu selama 16 hari dengan keluhan pada ginjalnya. Sejak awal dirawat tidak ada tanda-tanda covid-19. Hal ini pun menjadi tanda tanya besar pihak rumah sakit, pasien tertular dari siapa. “Jadi yang berwenang biar dinas lah yang tracing. Yang dari luar kota itu bukan pasiennya ini,” ucapnya.
Diketahui, orangtua pasien telah menjalani rapid test. Dan hasilnya negatif.
Sejak pasien mengeluhkan sesak napas, pihaknya pun merujuk ke RSUD Taman Husada. Ternyata dia mendapat kabar dari rumah sakit rujukan tersebut yang tidak dapat dia utarakan. Dia juga tidak mengetahui jika pasien tersebut juga telah meninggal dunia.
Setelah itu, pihaknya melakukan tracing terhadap para petugas dan karyawan lainnya yang telah melakukan kontak dengan pasien. Karena selama pasien dirawat sekira 16 hari di rumah sakit yang dipimpinnya itu, sudah terjadi pergantian shift berkali-kali dan telah melakukan berbagai pemeriksaan terhadap pasien. Dengan begitu, pihaknya mengistirahatkan para petugas medis tersebut.
“Saya rumahkan 14 hari untuk preventif supaya mereka tidak menularkan ke pasien jika memang tertular. Ternyata banyak (yang dirumahkan), sehingga rumah sakit ini lumpuh,” ujarnya.
Sementara dari informasi yang dihimpun Bontangpost.id, pasca dirujuk dari RSIB, pasien langsung menjalani rapid test pertama dengan hasil reaktif. RSUD Taman Husada pun langsung melakukan pemeriksaan swab dan selanjutnya dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Namun sebelum pasien dipindahkan ke ruang isolasi, ia telah meninggal dunia. Pasien kini telah dimakamkan dengan menggunakan protokol pemakaman covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bontang Lestari. (*)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda