bontangpost.id – Bangunan baru Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) sudah beroperasi sejak empat bulan lalu. Akan tetapi, penempatan pedagang masih menyisakan permasalahan. Yakni banyak pedagang ayam yang menjual dagangannya di pinggir Jalan KS Tubun.
Padahal penertiban telah dilakukan oleh Tim Kota pada akhir Juli lalu. Keluhan pun dirasakan oleh Koordinator Pedagang Ayam Sutarjo. Ia mengaku semakin hari omzet penjualan semakin menurun.
“Waktu pertama kami jualan di bangunan baru pasar seharinya masih laku 50 ekor. Sekarang 40 ekor ayam potong belum tentu habis,” kata Sutarjo.
Dirinya masih menanti janji Pemkot Bontang untuk melakukan penertiban lanjutan. Mengingat jika dibiarkan konsumen enggan untuk masuk ke dalam pasar. Mereka lebih memilih membeli di tepi jalan karena mudah dijangkau.
“Kami tetap menuntut kepada UPT Pasar. Supaya mereka (UPT) melanjutkan ke Pemkot. Tetapi selama ini belum ada tindakan,” ucapnya.
Pertemuan terakhir berlangsung pada bulan lalu. Akan tetapi tidak membahas mengenai solusi dari permasalahan ini. Melainkan menyangkut pembukaan beberapa akses pasar.
“UPT bilangnya akan mencari waktu yang tetap untuk melakukan pertemuan. Namun, belum ada realisasi kapan kami dipertemukan,” tutur dia.
Akibatnya pedagang semakin mengeluh. Bahkan Gerakan yang semula ingin dilakukan yakni melakukan aksi turun berjualan di tepi jalan, tidak ada kepastian. Mereka justru memilih prinsip untuk cari penghidupan sendiri-sendiri.
“Memang di kalangan pedagang ayam potong kekompakannya tidak semangat seperti awal-awal dulu,” terangnya.
Dari 40 ekor, keuntungan yang didapatkan tiap harinya hanya Rp 100 ribu. Angka itu belum termasuk beberapa biaya konsumsi pedagang. Bahkan, tak jarang mereka justru tekor.
“Untungnya cukup untuk makan. Walau terkadang masih nombok juga,” sebut dia.
Nominal ini sangat jauh ketika dibanding saat pedagang masih berada di bangunan pasar sementara. Kala itu, Sutarjo mengaku dapat menjual hingga 150 ekor saban hari.
Ia berharap ada respon cepat dari Pemkot Bontang. Sesungguhnya beberapa bulan lalu terdapat usulan agar pedagang yang berjualan di tepi jalan diakomodir masuk pasar. Mengingat masih tersedia slot lapak milik pengepul. Syaratnya pedagang itu harus mengambil ayam potong di pengepul tersebut. Tetapi hingga kini usulan belum dijalankan.
“Sebenarnya penjual yang di tepi jalan itu kan menyalahi aturan. Tetapi hingga sekarang dibiarkan,” ucapnya.
Diketahui, jumlah pedagang aktif ayam potong yang berada di bangunan pasar mencapai 46 orang. Sementara jumlah lapak yang tersedia 76 unit. (*/ak/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post