Kota Bontang tak henti mencetuskan duta prestasi di tingkat pelajar. Kali ini Duta Pendidikan Indonesia periode 2022-2023 untuk sektor putra diraih oleh Pelajar SMA 1 Marcel Glen Frick. Setiap tahapan dilalui dengan kerja keras. Ia bertekad untuk melaksanakan program kerjanya usai dinyatakan sebagai pemenang ajang tersebut.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
Perjalanan Marcel Glen Frick di ajang ini sangat panjang. Setiap tahapan harus dilewatinya sebelum dinobatkan menjadi pemenang. Kepada Kaltim Post (induk bontangpost.id), ia menceritakan pada awalnya ia harus melewati seleksi langsung pada bulan Juni lalu. Bentuknya dengan sesi tanya-jawab.
Ketika itu ia ditanya soal apa yang akan dicanangkan dari program advokasi. Ia pun memiliki program bernama Kisi-Kisi. Akronim dari Kita Edukasi Kita Inspirasi. Program ini mengenai kesadaran hukum terhadap pemenuhan hak-hak anak disabilitas.
“Bentuknya saya datang ke sekolah luar biasa untuk menyosialisasikan tentang hak teman-teman disabilitas,” kata Marcel.
Tak hanya itu, pelajar kelas XII IPA 2 ini pun mengikuti kelas bahasa isyarat. Tujuannya untuk bisa mendekatkan diri kepada teman tuli. Dari seleksi langsung itu ia dinyatakan lolos sebagai wakil dari Provinsi Kaltim. Kemudian Marcel harus menjalani karantina online.
Tepatnya pada 8-10 Agustus. Rangkaian kegiatannya berupa individual assignments, grup assignments, go healthy, dan pembuatan karya tulis ilmiah. Karya ilmiahnya mengenai advokasi pendidikan. “Karantina online ini bobot penilaiannya sangat tinggi. Karena ada materi yang harus diterima dan tugas baik pribadi maupun kelompok,” ucapnya.
Nasib pun kembali berpihak kepada pelajar kelahiran 9 Maret 2022 ini. Ia pun melaju untuk mengikuti karantina offline di Bandung. Kegiatan ini berlangsung sejak 8-10 September. Pada hari pertama harus menampilkan kostum tradisional. Sehari berselang yakni talent competition dan deep interview.
“Saat talent competition saya menampilkan bernyanyi dengan pesan yang terkandung yakni stop bullying,” tutur dia.
Bentuknya dengan ketika bernyanyi ia menggunakan baju putih yang berisi kata-kata ejekan. Pada fase grand final panitia memilih tiga besar di sektor putra dan putri. Selain Marcel, tersisa wakil dari Maluku Utara dan Jambi. Ketiga peserta ini langsung diperhadapkan sesi tanya-jawab dengan juri.
Ia menjelaskan mengenai cara remaja dalam konteks mendewasakan diri. Pertanyaan itu diberi waktu 45 menit untuk menjawab. Awalnya Marcel menjelaskan mengenai definisi remaja. Remaja tidak bisa disebutkan sebagai anak maupn dewasa. Namun masa transisi. Di fase itulah ada faktor utama pembentukan karakter.
“Oleh sebab itu, cara mendewasakan ialah mengenal mengenal diri, apa yang diinginkan, dan apa yang dimiliki,” sebutnya.
Pasca ditetapkan sebagai Duta Pendidikan Indonesia ia akan menjalankan program kerja. Bahkan itu sudah dimulainya sejak tahun lalu. Pasca ia menyabet predikat juara pertama Duta Pelajar Sadar Hukum pada 2021 di Bontang.
“Saya akan menjalankan program terkait kesadaran hukum. Saat ini sudah mendirikan komunitas kesadaran hukum,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: