Pembangunan Ruang Kelas Baru SMP Negeri 1 Bontang Minta Dianggarkan APBD Tahun Depan

Pelajar SMP Negeri 1 Bontang lesehan belajar di aula

bontangpost.id – Keterbatasan ruang kelas belajar di SMP 1 Bontang mendapat perhatian dari wakil rakyat. Wakil Ketua DPRD Agus Haris meminta agar usulan penambahan ruang kelas baru (RKB) dimasukkan dalam batang tubuh APBD Bontang 2023. Sebab saat ini TAPD dan Banggar DPRD masih membahas anggaran tersebut hingga akhir bulan.

“Belum terlambat bisa diajukan di APBD 2023,” kata legislator yang akrab disapa AH ini.

Menurutnya pelajar tidak boleh terlalu lama memakai ruangan yang tidak sesuai. Termasuk pemakaian ruang laboratorium, multimedia, hingga aula. Apalagi skema belajar-mengajar yang digelar di aula harus melantai. Tanpa ada sarana kursi bagi para siswa-siswi di sekolah tersebut.

“Materi itu bisa ditangkap secara utuh dari guru ke murid salah satu faktor terpenting ialah kenyamanan ruangan. Kalau satu ruangan disekat untuk dua rombel maka itu tidak layak,” ucapnya.

Politikus Partai Gerindra nantinya akan mencermati anggaran yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Utamanya sekolah mana saja yang membutuhkan penambahan RKB. Pasalnya anggaran untuk sektor pendidikan itu porsinya 20 persen dari APBD.

“Kami akan lihat. Memang ada beberapa sekolah yang sudah saya pantau salah satunya ada penambahan RKB di SMP 2. Harapan saya SMP 1 juga masuk,” tutur dia.

Selain untuk RKB, anggaran untuk pengadaan kursi dan meja nantinya juga harus disulkan. Supaya ketika bangunan gedung baru terakomodasi dan rampung pengerjaannya siswa sudah langsung memakai fasilitas itu. Sebelumnya diberitakan, jumlah ruang kelas di SMP 1 hanya tersedia 19 unit. Sementara total rombongan belajar yakni 24.

“Sesungguhnya kurangnya ruang kelas itu enam. Karena aula pun disekat menjadi dua kelas,” kata Kepala SMP 1 Riyanto.

Selain itu KBM juga memakai laboratorium IPA, ruang multimedia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Sehingga skemanya jika ada kelas yang menggunakan laboratorium tersebut maka harus ditukar lokasi KBM-nya.

“Jadi gantian kalau ada yang pakai. Masalahnya aula itu tidak layak untuk dijadikan tembat belajar. Pasalnya siswa harus duduk melantai,” ucapnya.

Baca juga; SMP Negeri 1 Kekurangan Ruang Kelas, Aula Jadi Tempat Belajar

Mengenai pelajar yang memakai beberapa ruangan tersebut sifatnya dijadwal bergilir. Sebulan sekali perputaran itu dilakukan. Kekurangan RKB ini terjadi pada tahun ajaran baru ini. Penyebab kekurangan ini ialah sekolah menambah jumlah rombongan belajar. Dari awalnya 18 rombel dulunya menjadi kini 24. Awalnya sekolah yang berlokasi di Kelurahan Bontang Kuala menyandang status sekolah rujukan. Akhirnya diprogramkan setiap tahun menambah 2 rombel.

“Sejak 2018 itu terus bertambah dua rombel tiap tahunnya. Sekarang tiap angkatan sudah delapan rombel. Jadi pas tahun ajaran baru ini sudah 24 rombel,” terangnya.

Pihak sekolah sudah menyusun rencana anggaran dan biaya. Jumlah kebutuhan anggaran untuk penambahan RKB ini mencapai Rp 8 miliar. Termasuk dengan pembangunan toilet, ruang UKS, dan ruang perpustakaan. Penambahan RKB yang diajukan sesungguhnya 9 ruangan.

“Ruang lain bisa digunakan untuk yang lain. Seperti ruang OSIS, PMR, dan yang lainnya,” sebut dia.

Riyanto sejatinya berharap bantuan ini bisa terakomodasi melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik tahun depan. Oleh sebab itu, penyusunan RAB pun dikebut kala itu. Ia pun menyadari bahwa dari sumber APBD Bontang potensinya kecil. Sebab seperti SMP 2 juga membutuhkan penambahan RAB. (ak)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version