Pemerintah Impor Beras, Petani Makin Terpuruk

Impor beras 200.000 ton menghabiskan anggaran sekitar Rp 1,76 triliun.

bontangpost.id – Mantan Menteri Kehutanan MS Kaban menyoroti pemerintah yang mengimpor beras. Kondisi itu dinilainya kontras dengan penghargaan yang diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus lalu dari International Rice Research Institute (IRRI), karena menilai Indonesia berhasil menerapkan swasembada pangan dan sistem pertanian yang tangguh.

Menurut dia, Indonesia memperoleh penghargaan dari IRRI yang merupakan lembaga riset yang mengonsentrasikan pada komoditas padi yang berkantor pusat di Filipina, tetapi tetap impor berkelanjutan.

“Katamu harga beras paling murah, swasembada beras dapat sertifikat IRRI tapi kok impor berkelanjutan? Apa kata dunia? Harga berasmu termahal di ASEAN, kiranya. Petani makin nelongso (hilang),” cuit Malam Sambat (MS) Kaban di linimasa Twitter-nya, Kamis (22/12).

Sebelumnya, Indonesia membuka izin impor beras hingga 500 ribu ton lewat Perum Bulog secara bertahap. Yaitu, 200 ribu ton sampai akhir 2023. Sedangkan sisanya 300 ribu ton hingga sebelum panen raya atau Februari 2023.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat memantau pembongkaran beras impor di Tanjung Priok, Jumat (16/12), menjelaskan bahwa Bulog mendapat tambahan cadangan beras pemerintah (CBP) 10.000 ton.

“Kapal impor perdana dari Vietnam yang baru tiba, 5.000 ton di Tanjung Priok dan 5.000 ton di Merak. Dan, secara terus-menerus terus bertambah karena sudah banyak kapal impor dari Vietnam, Thailand, Pakistan, dan Myanmar yang sudah antre sandar,” kata Direktur Utama Perum Bulog. (eds/jpg/kri/k8)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version