Target Teken Perjanjian Kerja Sama saat HUT Kota
BALIKPAPAN- Tak lama lagi, sampah di Balikpapan bakal menyumbang bagi pendapatan daerah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menargetkan memorandum of understanding (MoU) antara pemkot dengan PT Pupuk Indonesia segera berlanjut ke Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Dalam rencana kerja sama ini, Balikpapan akan menyuplai sampah organik sebagai bahan baku yang dibutuhkan oleh PT Pupuk Indonesia. Kota ini sendiri punya potensi sampah 93 ribu ton per tahun. Sebanyak 63 ribu ton di antaranya sampah organik.
“MoU kan sudah, kami menargetkan PKS bisa dilakukan 11 Februari nanti bersamaan dengan ulang tahun kota,” kata Kepala DLH Balikpapan Suryanto. Prestasi Balikpapan di bidang pengolahan sampah menjadi salah satu penyebab kota ini dilirik dan dijadikan pilot project. Jika program ini berjalan, sampah tak kan lagi menjadi momok kota, melainkan barang produktif yang bermanfaat.
Sebelum dilakukan PKS, DLH akan melakukan pembahasan terkait teknis dengan PT Pupuk Indonesia. Misalnya bagaimana pengolahan sampahnya, kewajiban masing-masing pihak, termasuk harga sampah itu. “Kami juga menargetkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Perumahan Daksa juga bisa segera beroperasi dan di-launching saat HUT kota,” tambahnya.
Suryanto menjelaskan, misi kota ini ke depan adalah zero waste landfill. Artinya semua sampah didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Saat ini zona 1, 2, dan 3 di TPA Manggar sudah penuh sampah. Sedangkan pembukaan zona 4 seluas 5 hektare tengah dikerjakan oleh Kementerian PU. Jika sampah di zona 1, 2, dan 3 dimanfaatkan hingga sampah habis, lahannya bisa digunakan untuk keperluan lain.
Dia merencanakan untuk me-review master plan TPA Manggar. Jika lahan zona 1, 2, dan 3 bisa dimanfaatkan kembali untuk pengolahan limbah domestik atau tinja. Saat ini, PDAM sudah ditunjuk sebagai pengelolanya. Hanya saja, limbah itu masih dibuang di TPA Manggar. Padahal, lokasi penampungan yang ada tak didesain untuk lumpur tinja.
“Saya sudah pernah belajar di Vietnam, di sana untuk mengelola limbah domestik butuh 16 hektare untuk lima kecamatan. Jadi, di Balikpapan kira-kira butuh 16 hektare juga. Luas TPA Manggar itu 43 hektare lebih, jadi kalau 16 hektare digunakan untuk mengelola limbah domestik masih cukup,” jelasnya.
Menurutnya, selama ini limbah domestik masih banyak yang dibuang begitu saja ke tanah. Sehingga airnya masuk ke drainase, sedangkan limbah padatnya meresap dan mencemari tanah. Itu yang ke depan pelan-pelan akan diperbaiki. (rsh2/k15)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: