bontangpost.id – Terbatasnya jumlah ruang kelas di SMP 2 memaksa sekolah ini melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (KBM) menjadi dua sif. Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Saparudin mengatakan pihaknya akan mengajukan kegiatan itu pada APBD tahun depan. Menurutnya pembangunan juga tidak masuk dalam batang tubuh APBD Perubahan. Mengingat terbatasnya waktu pengerjaan.
“Tahun ini tidak masuk memang. Tidak cukup waktunya kalau di perubahan,” kata Saparudin.
Ia pun berharap agar pembangunan dapat terealisasi di tahun depan. Mengingat dengan tambahan ruang kelas ini bisa membuat siswa serentak masuk dalam satu kurun waktu pembelajaran. “Di 2023 kami akan ajukan lagi,” ucapnya.
Sejatinya rencana pembangunan ini telah masuk dalam APBD 2020 silam. Tetapi imbas pandemi, pos anggaran ini terkena rasionalisasi. Pihak sekolah pun diberi informasi pada April 2020 silam. Seharusnya, sekolah mendapatkan penambahan 12 ruang kelas baru. Berupa bangunan tiga lantai, dengan masing-masing empat ruang kelas di tiap lantainya. Ruang kelas lama di sebelah kiri dari ruang guru pun akan dibongkar. Total anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 7 miliar.
Padahal, pihak sekolah telah melakukan persiapan sejak Januari 2020 lalu. Waka Kurikulum SMP 2 Jumadi mengatakan kala itu telah mencari pinjaman ruangan jika proses pembangunan berlangsung. Sasarannya ialah SDN 012 Bontang Selatan.
“Kami sudah sepakat untuk meminjam dan dibolehkan,” ujar Jumadi.
Tambahan ruang kelas disebut sangat diperlukan. Ada 24 rombongan belajar (rombel) di sekolah tahun ini, sementara ada baru 12 ruang kelas yang ada. Bahkan ke depan, pembangunan akan dilakukan secara bertahap hingga sekolah mendapatkan 36 ruang kelas. Karena hingga kini sekolah belum memiliki ruang keterampilan, ruang OSIS, aula, perpustakaan, dan laboratorium bahasa.
“Kalau ada 36 ruangan ini cukup sudah. Saat ini perpustakaan masih menumpang di ruang kelas,” sebut pria kelahiran asal Sragen ini.
Sekolah yang berdiri sejak 1993 ini pun masih memberlakukan dua sif. Yakni pukul 06.45 – 12.10 Wita dan pada pukul 12.30 – 17.45 Wita. Dulu, SMPN 2 Bontang merupakan pecahan dari SMPN 1 Bontang. Akibat membeludaknya tenaga pengajar saat itu, maka jumlah rombel terus mengalami peningkatan. Sementara sarana infrastruktur belum bertambah.
Sebagai informasi Disdikbud hanya menganggarkan untuk rehabilitasi sedang atau berat gedung sekolah di tingkat SMP sebesar Rp 666.355.362. Sedangkan anggaran rehabilitasi sedang atau berat ruang kelas senilai Rp 98.690.000. Adapun rehabilitasi sedang atau berat sarana, prasarana, dan utilitas sekolah mencapai Rp 219.442.000.
Berbeda untuk jenjang SD, Disdikbud mengalokasikan anggaran rehabilitasi sedang atau berat ruang kelas senilai Rp 456.549.000. Rehabilitasi sedang atau berat sarana, prasarana, dan utilitas sekolah mencapai Rp 571.533.182. Di tambah bantuan dari DAK fisik senilai Rp 889.030.818. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: