bontangpost.id – Pemerintah tengah mendorong transaksi jual beli di pasar tradisional di Bontang dilakukan secara nontunai. Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemkot Bontang dan Bankaltimtara, Selasa (4/8/2020) kemarin. Rencananya, pedagang Pasar Taman Telihan yang menjadi pilot project. Yang kemudian diikuti Pasar Taman Rawa Indah dan Pasar Citra Mas Loktuan.
Beragam respon pedagang terkait program teranyar itu. Ada yang sekadar sepakat. Karena merasa tak punya alasan juga untuk menolak. Ada yang sepakat namun dengan catatan panjang.
Seperti diungkapkan Rani. Pedagang pakaian di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) ini mengaku ikut saja dengan program pemerintah. Sebab ia merasa program itu tak memberatkan dirinya sama sekali. Ia punya rekening bank yang bekerjasama dengan pemkot. Dalam hal ini Bankaltimtara. Pun pembayaran nontunai dalam bayangan Rani sepertinya lebih praktis. Tidak harus ke Kantor UPT Pasar lagi.
“Bagus aja, sih. Jadi enggak usah lagi kami ke kantor,” beber Rani kala disambangi di lapaknya lantai 3 Pasar Tamrin.
Rani terbuka tak paham benar sistematika transaksi nontunai. Namun dia cukup terbuka mempelajari dan mengaplikasikannya bila kelak mulai diterapkan.
“Saya ikut saja sih bagaimana bagusnya,” ungkapnya.
Pandangan sedikit berbeda diungkapkan Ancong. Kata pria yang juga koordinator dagangan buah di Pasar Tamrin ini, dia sepakat dengan program itu. Terlebih Pasar Tamrin merupakan pasar terbesar di Bontang. Pasar percontohan. Pasar sehat.
Namun pemerintah tidak bisa ujug-ujug mengaplikasikannya. Harus ada sosialisasi gencar. Harus rajin memberi pemahaman kepada pedagang bagaimana menggunakannya.
Hal wajib diingat benar pemerintah, kata Ancong tingkat pemahaman pedagang tak sama. Terlebih ini pedagang pasar tradisional. Bagi pedagang yang terbuka pun, belum tentu paham benar soal nontunai. Sekadar tahu, tapi tak tahu cara menggunakannya. Apalagi mereka yang sama sekali awam.
“Saya tahu yang nontunai itu. Pernah lihat. Tapi cara gunakannya, itu masih perlu dipelajari lagi,” ujar Ancong.
Lebih jauh kata Ancong, pemerintah juga harus beri pemahaman yang baik soal mengapa nontunai itu perlu, dan kenapa pedagang harus buka rekening baru kalau tak punya akun Bankaltimtara. Jangan sampai pedagang salah persepsi, yang juntrungnya, membuat program ini mandeg. Tidak berkembang.
“Saya aman karena ada rekening Bankaltimtara. Kalau mereka yang belum. Pasti nanya lagi, kenapa harus buka. Makanya saya sarankan, UPT Pasar rajinlah keliling pasar. Jangan di kantor saja,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post