BADAI defisit berkepanjangan yang dialami Pemerintah Kaltim berdampak pada merosotnya ekonomi masyarakat. Bisnis perhotelan adalah satu satu yang merasakan imbasnya. Pasalnya, dalam kurun dua tahun terakhir jumlah masyarakat yang menggunakan jasa perhotelan di Samarinda atau Balikpapan terus mengalami penurunan.
Menyikapi itu, Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak mengatakan, jasa perhotelan akan tetap diminati dengan syarat harga yang ditawarkan para pelaku bisnis perhotelan terjangkau. Pasalnya, harga yang ditawarkan bagi pengunjung saat ini masih dirasakan terlalu mahal.
Akibatnya, minat masyarakat untuk menginap di hotel turun. Karena defisit ekonomi daerah telah mempengaruhi ekonomi masyarakat. “Saat ini, biaya menginap di hotel jangan mahal. Tiru Singgapura, biaya hotel itu murah, tetapi pengunjungnya banyak,” kata Awang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Samarinda, Muhammad Faisal menyebut, dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir terjadi perkembangan jumlah hotel di Kota Tepian yang cukup pesat. Tercatat, hingga akhir tahun 2107 ada 78 hotel yang masih beroperasi.

“Selama delapan tahun sebelumnya, keuntungan pemilik hotel memang terbilang besar. Tetapi dua tahun terakhir berkurang. Sebabnya karena pertumbuhan ekonomi melambat,” ungkap Faisal.
Dia menjelaskan, setiap tahun jumlah hotel kian bertambah, namun tidak diimbangi dengan pertambahan jumlah pengunjung. Sehingga pengunjung yang cenderung statis terbagi di seluruh hotel. Karena itu, tak heran keuntungan pengusaha hotel menurun.
Pada 2016 lalu, secara keseluruhan jumlah pengunjung hotel berbintang sebanyak 51,42 persen dari total keseluruhan pengunjung. Sisanya sebanyak 36,78 menginap di hotel non-berbintang. Berkurangnya profit dan jumlah pengunjung hotel tidak hanya terjadi di Samarinda, tetapi juga terjadi di daerah-daerah yang sebelumnya tingkat pengunjung hotel sangat tinggi.
“Berkurangnya pengunjung tidak hanya di Samarinda saja, tetapi juga terjadi di seluruh kota di Indonesia. Tapi untuk tahun ini, sepertinya bisnis perhotelan akan mulai membaik, karena pertumbuhan ekonomi berangsur pulih,” terangnya.
Ia optimis, seiring pertumbuhan ekonomi di Kaltim, maka pengunjung hotel juga akan bertambah. Terlebih lagi dengan adanya rencana peresmian dan pengoperasian Bandara Samarinda Baru (BSB) oleh Pemprov Kaltim tahun 2018 ini.
“Presiden sudah menjanjikan tahun ini bandara Samarinda akan diresmikan. Jadi tak perlu takut dengan penurunan jumlah pengunjung hotel. Hanya sementara saja, seiring adanya bandara baru, akan banyak pengunjung yang menginap di hotel,” ujarnya. (*/um/drh)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini: