BANJARNEGARA – Tiga hari pasca gempa, upaya pemulihan terus dilakukan pemerintah pusat bersama pemerintah daerah Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin (21/4), jumlah pengungsi telah mencapai angka 3.506 jiwa
Kapusdatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, bahwa jumlah pengungsi terus berubah. Mobilitas pengungsi masih tinggi sehingga menyulitkan pendataan. Selain itu, masih banyak perpindahan pengungsi dari satu titik ke titik pengungsian yang lain. pengungsi juga tidak semuanya melapor ke petugas.
Jumlah pengungsi yang terdata sementara adalah sebanyak 908 Kepala Keluarga (KK) atau 3.506 jiwa yang tersebar beberapa tempat di Kecamatan Kalibening. Meliputi Desa Kasinoman (1.314 KK, 1.293 jiwa), Desa Kertosari (178 KK, 534 jiwa), Desa Plorengan (46 KK, 168 jiwa), Desa Sidakangen (151 KK, 613 jiwa), Kalibening (48 KK, 180 jiwa), Karanganyar (149 KK, 650 jiwa), Majatengah (4 KK, 15 jiwa), dan Kalisat Kidul (1.18 KK, 53 jiwa).
Selain itu, 187 jiwa tercatat telah mendatangi di 4 Pos Pelayanan Kesehatan. ”Rata-rata diagnosa penyakitnya adalah hipertensi, diare, dan trauma psikis,” kata Sutopo kemarin.
Kepala BNPB, Willem Rampangilei terus melaporkan perkembangan penanganan dampak gempa yang terjadi di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah kepada Presiden RI. Presiden terus memantau perkembangan penanganan dampak gempa di Banjarnegara.
Sutopo menjelaskan, Presiden telah memerintahkan agar BNPB mengkoordinasi potensi pemerintah pusat untuk mendampingi dan membantu Pemerintah Daerah (Pemda) Banjarnegara agar penanganan korban jiwa dan kebutuhan dasar bagi pengungsi dapat tercukupi.
Layanan pendidikan darurat telah disiapkan agar para siswa tetap bisa melaksanakan ujian. ”Untuk perbaikan rumah dan fasilitas umum yang rusak akibat gempa, akan dilakukan segera setelah pendataan selesai dan ditetapkan Bupati Banjarnegara,” jelas Sutopo.
Bupati Banjarnegara telah menetapkan status tanggap darurat bencana gempabumi di Kecamatan Kalibening selama 7 hari. Yaitu sejak 18 – 24 April 2018. Struktur Pos Komando juga telah ditetapkan komandan tanggap darurat adalah Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara.
Untuk memenuhi kebutuhan makan bagi pengungsi dan relawan, Pos Dapur Umum Lapangan telah beroperasi dengan memproduksi makanan siap saji 3.500 bungkus per hari. Dapur umum dibuka di 4 titik di 4 desa tempat pengungsian.
Untuk pembersihan material rumah, BNPB dan BPBD berkordinasi pemilik rumah. Rencana untuk pembangunan kembali kelayakan rumah, serta lahan untuk relokasi menunggu hasil kajian Badan Geologi. ”Mengingat daerah Kecamatan Kalibening rawan gempa karena dilalui jalur patahan,” kata Sutopo. Sembari menunggu, telah direncanakan untuk membangun hunian sementara untuk 445 KK.
BNPB juga telah memberikan bantuan dana operasional aktivasi posko tanggap darurat sebesar Rp 250 juta kepada BPBD Banjarnegara. Selain itu, kata Sutopo, BNPB juga mengirimkan bantuan logistik berupa 1.000 paket sembako, 1.000 paket family kit, 1.000 selimut, 1.000 paket lauk pauk, dan 500 paket kids ware. ”Bantuan BNPB sebelumnya untuk BPBD yang berada gudang juga terus disalurkan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sutopo menambahkan, Gempa susulan dengan intensitas kecil masih sering terjadi beberapa kali. Meski demikian, masyarakat tidak panik.(tau/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: