bontangpost.id – Alat pendeteksi Covid-19 karya ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Alat ini bahkan telah digunakan di sejumlah stasiun dan terminal di Jakarta untuk screening awal Covid-19. Kendati telah mendapat izin, rupanya Bontang belum berencana melakukan pengadaan GeNose.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bontang, dr Bahauddin menjelaskan, Pemkot belum berencana melakukan pengadaan GeNose. Alasannya, karena keamanan alat tersebut masih dipertanyakan.
dr Bahauddin menyebut, dari informasi yang ia terima, tingkat akurasi alat itu untuk melakukan deteksi sekitar 90 persen. Harganya pun terbilang murah dan efektif. Namun, agar penggunaannya efektif, dibutuhkan ruangan tertutup dan bertekanan negatif. Jadi, selain membeli alat (sarana), pemerintah juga harus memastikan prasarananya.
GeNose adalah sebuah alat pendeteksi virus corona yang dibuat oleh para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat ini dapat mendeteksi keberadaan Covid-19 melalui embusan napas hanya dalam kurun waktu 80 detik.
Harga GeNose per unit akan dijual dengan harga Rp 62 juta sudah termasuk TOT, after sales service dan PPN. Harga test per orang akan dikenakan biaya sekitar RP 15-20 ribu
“Memang lebih murah. Tapi keamannya belum terjamin. Kami enggak akan pengadaan sampai ada rekomendasi bahwa alat itu aman,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: